Kamis 05 Sep 2019 11:25 WIB

Penggunaan B-30 Sudah Harus Dilaksanakan Januari 2020

Terdapat tujuh merek kendaraan yang mengikuti uji jalan penggunaan bahan bakar B30.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan mandatori penerapan 30 persen campuran minyak nabati atau fatty acid methyl ester (FAME) dalam bahan bakar minyak jenis solar atau B-30 bisa segera terealisasi.  Kepala Badan Litbang ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah terus berupaya melakukan kesiapan dengan menggelar uji jalan kendaraan yang menggunakan B-30.

Terdapat tujuh merek kendaraan yang mengikuti uji jalan B-30 atau jauh lebih banyak ketimbang uji jalan B-20 beberapa tahun lalu yang hanya diikuti tiga merek kendaraan. Menurut Dadan, mobil penumpang ditargetkan berjalan hingga 50 ribu kilometer (km), dan saat ini sudah mencapai 42 ribu km.

Baca Juga

Sementara mobil niaga sudah mencapai 30 ribu km dengan target 40 ribu km. "Sudah 80 persen berjalan dan hasil sementara sudah disampaikan ke Pak Menteri ESDM dan saya dengar sudah disampaikan dalam ratas bersama presiden, sehingga presiden mengarahkan program B-30 sudah harus dilaksanakan 1 Januari 2020," ujar Dadan dalam sosialisasi perkembangan uji jalan bahan bakar B-30 pada kendaraan bermesin diesel di Gedung PPTMGB LEMIGAS, Balitbang, Kementerian ESDM, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (5/9).

Untuk mewujudkan arahan Jokowi, Dadan menyampaikan Kementerian ESDM ingin memastikan kendaraan atau peralatan itu tidak ada masalah saat menggunakan B30. Hal ini dapat diperoleh dari hasil uji jalan kendaraan yang sedang dilakukan.

"Menteri ESDM meminta, jika B-30 dijalankan, kinerja dari mesin tidak boleh turun jauh. Kedua, biaya perawatannya tidak boleh meningkat terlalu jauh. Dua hal itu yang kita pastikan tidak terjadi di uji coba ini," lanjut Dadan.

Dadan menyebutkan, tujuh merek kendaraan yang mengikuti uji jalan B-30 terdiri atas berbagai kelas, baik yang memiliki cc besar dan kecil, harga mobil yang relatif murah dan cukup mahal."Kita pastikan semua masuk, terutama mobil-mobil mewah bahwa bahan bakar ini bisa dipakai. Hasilnya sekarang tidak ditemukan masalah apapun, baik itu performance, filter, oli, emisi, asap, semua kita ukur secara regler," ucap Dadan.

Lebih lanjut Dadan menuturkan, konsumsi bahan bakar dengan menggunakan B30 juga ternyata lebih hebat berdasarkan hasil uji jalan sementara. "Dari sisi hasil sudah tidak ada masalah yang signifikan setelah 80 persen berjalan," ujarnya.

Seorang sopir mobil uji jalan B-30, Bagas, mengatakan tidak ada kendala berarti dalam menggunakan B-30. Bagas yang memulai perjalanan dari Lembang, Jawa Barat, mengaku kagum dengan kualitas bahan bakar B-30 yang menurutnya jauh lebih baik.

"Perjalanan awal dari Lembang jalan 03.00 WIB. Start mesin sangat bagus, tidak ada tersendat-sendat saat start dan sampai sekarang tidak pernah macet startnya padahal sudah 30 ribu sampai 40 ribu km," ujar Bagas.

Hal serupa disampaikan sopir lainnya, Djoko. Pria yang memiliki pengalaman membawa kendaraan ekspedisi lintas Sumatra menilai kualitas B-30 baik untuk kendaraan.

"Tidak ada gejala apa-apa. B-30 yang saya rasakan lebih baik dari B-20, semoga ada lagi yang selanjutnya setelah B-30," kata Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement