Jumat 12 Jul 2019 16:45 WIB

PLN Gelar Seremoni Operasional PLTA Rajamandala

PLTA Rajamandala berkapasitas 47 MW.

Dari kiri. Direktur utama PT Rajamandala Electric Power, basuki setiawan. Evp Konstruksi regional Jawa bagian tengah, Dady Murihno. Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi. Direktur Aneka Energi Baru dan energi terbarukan kementerian ESDM, Harris dan  GM disjabar Iwan purwana.
Foto: pln
Dari kiri. Direktur utama PT Rajamandala Electric Power, basuki setiawan. Evp Konstruksi regional Jawa bagian tengah, Dady Murihno. Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi. Direktur Aneka Energi Baru dan energi terbarukan kementerian ESDM, Harris dan GM disjabar Iwan purwana.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- PLN melaksanakan seremoni operasi komersial gelar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt), Jumat (12/7). Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM - Harris, menggelar Ceremony Commercial Operation PLTA Rajamandala.

Harris mengatakan pemerintah konsisten menggunakan energi terbarukan untuk mengurangi emisi. "Sebagian besar energi terbarukan berasal dari pembangkit listrik air," ujarnya.

Baca Juga

Potensi energi terbarukan di Indonesia, Harris menyebutkan, mencapai 70 ribu MW. Namun sampai sekarang energi bisa dimanfaatkan baru 9.000 MW. "PLTA Rajamandala memiliki imbas positip untuk menambah pasokan listrik di jaringan Jawa, Bali, dan Madura," katanya.

photo
PLTA Rajamandala 47 MW.

Saat ini, Harris mengatakan PLN sedang mengerjakan 4.000 MW pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Upaya ini untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, akses energi untuk masyarakat, dan mengurangi emisi.

PLTA Rajamandala 47 MW merupakan program pembangunan pembangkit EBT sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2019-2028. PLTA beroperasi sejak Mei 2019.

Dengan total nilai investasi sebesar 150 juta  dolar AS, pembangunan PLTA ini membutuhkan waktu sekitar 7 (tujuh) tahun sejak 2012. PLTA dibangun melalui kerja sama antara Anak Perusahaan PLN yaitu Indonesia Power (IP) dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO) yang kemudian membentuk perusahaan baru sebagai operator PLTA, PT Rajamandala Electric Power.

“PLN dan Indonesia Power sangat welcome dan komit dengan penggunaan Renewable Energy dan pengembangan komunitas, maka kami yakin jika Indonesia Power akan menjadi leading dalam bidang Renewable Energy,” ujar M Ahsin Sidqi selaku Plt. Direktur Utama Indonesia Power.

PLTA Rajamandala akan memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa - Bali melalui transmisi 150 kV (kilo Volt) Cianjur-Cigereleng sekaligus sebagai backup system kelistrikan khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.

PLTA Rajamandala menjadi PLTA yang menggunakan Penstock terbesar di Indonesia dan Spiral Case berbahan beton pertama di Indonesia. Selain itu juga merupakan PLTA dengan waterway sistem labirin pertama di Indonesia dengan diameter terowongan terbesar di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement