REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut berkembangnya teknologi membuat industri perbankan harus siap dengan era digitalisasi. Setidaknya ada tiga manfaat yang diperoleh perbankan jika optimal dalam menerapkan digitalisasi.
Pertama, sistem pembayaran akan lebih mudah dan lebih cepat. Kedua, biaya perbankan akan lebih efisien karena beralih ke low cost channel (kanal yang lebih murah) dan ketiga semakin membuka pasar baru.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan pada masa depan perbankan membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian khusus seperti Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbiasa merancang suatu konsep untuk bisa menciptakan efisiensi.
"Jadi yang dibutuhkan bukan orang operasional tapi orang yang mampu mendesain proses. Ini membutuhkan skill yang berbeda," ujarnya kepada wartawan di Plaza Mandiri, Senin (13/5).
Kendati demikian, Rico mengakui adanya digitalisasi di sektor perbankan akan mengurangi jumlah karyawan. Dari sisi operasional akan ada pos-pos pekerjaan tidak membutuhkan lagi banyak karyawan.
Bahkan ke depannya tak hanya industri perbankan, perusahaan-perusahaan lain pun bakal mengurangi jumlah karyawannya. "Dari sisi operasional, banyak sekali hal-hal yang nantinya didigitalisasi sehingga tidak membutuhkan orang lagi," ucapnya.
Pembayaran nontunai
Bank Mandiri berharap program cashless society atau pembayaran non-tunai dapat menurunkan kebutuhan masyarakat akan tunai pada saat libur hari raya seperti Lebaran.
"Kalau bisa dengan adanya program cashless society bekerja sama dengan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan, bagaimana nasabah terutama di daerah tidak perlu mengambil uang terlebih dahulu lalu belanja. Cukup menggesek kartu debit," ungkapnya.
Rico menjelaskan pembayaran menggunakan kartu debit tersebut sesuai dengan visi dari Gerbang Pembayaran Nasional atau Gateway Payment System (GPN). "Mudah-mudahan pada tahun-tahun berikutnya semakin menurun dengan adanya program 'cashless society,'" ucapnya.