Senin 13 May 2019 15:37 WIB

Penerapan Tarif Impor Rugikan China dan AS

Efek ekonomi dari penerapan tarif ini akan memotong pertumbuhan ekonomi AS 0,2 persen

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Perang dagang AS dengan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Penasihat ekonomi utama Gedung Putih, Larry Kudlow, mengakui, dunia bisnis Amerika Serikat (AS) akan menderita dari kenaikan tarif produk China. Hal ini bertentangan dengan klaim Presiden AS Donald Trum yang menyebutkan, hanya masyarakt China yang akan menderita akibat perang dagang ini.

Kudlow menegaskan, pihaknya tidak setuju dengan pernyataan Trump. Menurutnya, kedua belah pihak akan membayar dampaknya. "Tapi, China akan menderita kerugian (ekonomi) dari berkurangnya ekspor ke AS, bukan dari membayar tarif," ujarnya, seperti dikutip di Aljazeera, Senin (13/5).

Baca Juga

Pengakuan Kudlow kontra dengan komentar dan tweet Trump yang menyatakan, perusahaan-perusahaan China akan membayar tarif dalam jumlah tertentu untuk transfer kekayaan besar-besaran ke Amerika Serikat. Trump juga menegaskan bahwa perang dagang mudah untuk dimenangkan.

Hampir tidak ada ekonom yang setuju dengan pandangan Trump. Para pemeriksa fakta yang secara rutin memantau kondisi di lapangan juga menyebutkan, importir barang AS dari China tetap membayar tarif.

Kudlow menjelaskan, efek ekonomi dari penerapan tarif ini akan memotong pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,2 poin persen. "Angka yang sangat sederhana," ucapnya.

Tapi, Ekonom di Oxford Economics Gregory Daco memperkirakan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, yakni hingga setengah persen. Selain itu, akan menimbulkan biaya terhadap 300ribu pekerjaan.

Tarif baru

Pada Jumat (10/5), pemerintahan Trump menaikkan bea atas impor produk China sebesar 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen. Kebijakan dilakukan di tengah pembicaraan terakhir kedua negara yang bertujuan menyelamatkan kesepakatan perdagangan.

Kemudian, pada Ahad (12/5), Trump menegaskan kembali pandangannya dalam sebuah tweet. "Kami akan menerima puluhan miliar dolar AS dalam bentuk tarif dari China. Pembeli produk dapat membuatnya sendiri di AS (secara ideal) atau membelinya dari negara-negara non tarif," tulisnya.

Ekonom Carl Weinberg mengatakan, banyak barang buatan China yang tidak diproduksi di tempat lain. Itu sebabnya, banyak importir AS yang tidak memiliki pilihan selain membayar tarif. "Jadi, jika Anda membutuhkan iPad baru, anda yang akan membayar bea impor, bukan pekerja di China," tulisnya dalam sebuah catatan penelitian.

Penerapan tarif akan mempengaruhi kenaikan harga berbagai barang konsumen, seperti pakaian, sepatu, mainan dan elektronik. Masyarakat AS akan merasakan dampaknya dalam hitungan cepat ataupun lambat.

Kudlow mengatakan, ada "kemungkinan yang besar" bahwa Trump akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dalam pertemuan puncak G20 di Jepang pada akhir Juni. Sampai pekan lalu, masih ada harapan Trump dan Xi akan menandatangani kesepakatan perdagangan di perhelatan internasional tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement