REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementa) tengah masif memperluas sentra produksi bawang putih guna mewujudkan target swasembada di tahun 2021 mendatang. Tak ayal, Kabupaten Sukabumi pun didorong untuk menjadi sentra bawang putih di Jawa Barat.
Bawang putih yang sedang dikembangkan di Sukabumi saat ini terhampar di kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya di perkebunan Goalpara, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja.
"Ini kami meninjau ada 25 hektare yang ditanam untuk disiapkan menjadi benih. Ke depan, areal budidayanya akan dikembangkan lebih luas. Sukabumi ini sangat prospek untuk budidaya bawang putih,” kata Dirjen Hortikultura, Kementan, Suwandi saat meninjau lahan bawang putih tersebut pada Rabu (24/04).
Pengembangan bawang putih di Sukabumi ini merupakan implementasi program Kementan untuk mengejar swasembada di tahun 2021. Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi bersama pelaku usaha yakni PT Agri Muda Indonesia melakukan pertanaman bawang putih. Importir bawang putih diwajibkan memproduksi 5 persen dari total pengajuan rekomendasi impornya.
”Tahun 2018 kita sudah tanam 11 ribu hektare, tahun ini 20 sampai 30 ribu hektare. Setiap tahun naik 2 sampai 3 kali lipat dari luas yang ada,” jelas Suwandi.
Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri dibutuhkan 69 ribu hektare lahan dengan total kebutuhan bawang putih nasional 550 hingga 600 ribu ton per tahun. Saat ini seluruh produksi akan dijadikan benih dan ditargetkan sampai dengan tahun 2021 luas pertanaman akan mencapai 90 hingga 100 ribu hektare, dengan produktifitas 8,9 ton per hektare.
“Wilayah pertanaman sudah mencakup 110 kabupaten termasuk di Jawa Barat yaitu Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut dan Majalengka. Daerah- daerah ini agroklimatnya mendukung untuk pertanaman bawang putih,” ujarnya.
Oleh karena itu, hasil panen bawang putih di Sukabumi dapat menjadi terobosan baru untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukabumi itu sendiri. Pasalnya, sudah beberapa kali menanam bawang putih, namun baru kali ini bisa membuahkan hasil.
“Harga benihnya Rp 40 samapi 60 ribu per kilogram dan saat ini menanam seluas 25 hektare, tingkatkan menjadi 75 hektare, kemudian 150 hektare. Ini hasilnya bagus untuk percontohan,” tegasnya.
Bibit Great Black Leaf
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi
Di tempat yang sama, Direktur PT Agri Muda Indonesia, Arief Widia mengatakan penanaman bawang putih yang dilakukakanya menggunakan bibit Great Black Leaf (GBL). Bibit sebanyak 13 ton, ditanam di lahan seluas 25 hektare.
“ Awalnya, kami melakukan demplot dengan mendatangkan bibit dari Taiwan. Petani berhasil membuktikannya, sehingga usaha yang dilakukan tidak sia-sia," kata Arief.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan Kementan, pemerintah daerah dan optimisme yang tinggi bersama beberapa kawan Alumni Universitas Padjajaran guna menggagas penanaman bawang putih. Sebab, sebanyak 90 persen bawang putih selama ini dipenuhi dari impor, sehingga lahir gagasan untuk mendukung pemerintah agar bawang putih bisa dipenuhi dari produksi sendiri.
”Kami melihat 90 persen bawang putih kita dari impor. Bagaimana cara supaya mendukung pemerintah, kami uji coba terus, akhirnya menemukan metode yang tepat. Kalau orang lain gagal, Saya ingin berhasil,” akui Arief.
Dengan biaya produksi 90 juta per hektare, dapat menghasilkan panen yang luar biasa yakni mencapai 12 juta ton per hektare. Dari tanam hingga panen memakan waktu selama empat bulan.
”Apalagi pak Dirjen hadir di sini, kami disemangati pak Dirjen, harus bisa mencapai luas tanam 500 hektare ke depannya,” ucapnya.
Target lahan
Petani memanen bawang putih varietas Lumbu Kuning di perladangan kawasan lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (18/3).
Masih di tempat yang sama, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Dosen A. Karmana mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi lahan di beberapa lokasi untuk pengembangan bawang putih di daerahnya. Pihaknya akan menetapkan target lahan yang sesuai dan berpotensi, berikut Calon Petani Calon Lahan (CPCL), serta fasilitasi sarana dan prasarana benih.
“Tentunya terlebih dahulu dilakukan melalui uji coba demplot di lapangan. Insya Allah target pengembangan 1.000 hektare bawang putih di Sukabumi ini, karena banyak lahan serupa. Sebagai tahap awal kita akan adopsi hasil dari sini,” ujarnya.