Kamis 11 Apr 2019 18:34 WIB

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 276 Miliar Sepanjang 2018

Pendapatan usaha Elnusa tumbuh 34,69 persen pada 2018

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Elnusa
Elnusa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Elnusa Tbk anak usaha Pertamina membukukan laba bersih sebesar Rp 276,31 milar pada 2018. Laba bersih tersebut diperoleh karena perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 6,6 triliun.

Direktur Utama Elnusa, Elizar Hasibuan menjelaskan pendapatan usaha perusahaan pada 2018 tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan pendapatan usaha pada 2017. Kenaikan pendapatan sebesar 34,69 persen dibandingkan 2017 lalu yang sebesar Rp 4,9 triliun.

Baca Juga

"Laba bersih juga tumbuh sebesar 11,74 persen dari sebelumnya 247 miliar menjadi 276 miliar. Karena hal tersebut kami bisa membagikan deviden yang lebih baik pada tahun ini," ujar Elizar di Graha Elnusa, Kamis (11/4).

Elizar menjelaskan karena pendapatan yang meningkat cukup signifikan maka perusahaan bisa membagikan deviden yang lebih baik kepada para pemegang saham. Ia merinci RUPS menyepakati membagikan deviden 25 persen dari laba bersih atau senilai Rp 69 miliar.

"Dari nilai tersebut, maka nilai dividen per saham adalah sekitar Rp 9,465 dan direncanakan akan dibayarkan paling lambat pada awal Mei 2019," ujar Elizar.

Elizar juga menjelaskan deviden yang dibagikan pada tahun ini lebih besar 80 persen daripada deviden yang dibagi pada tahun 2017. Sisa dari laba yang ada selain untuk deviden, kata Elizar digunakan untuk cadangan perusahaan dan operasional perusahaan.

"Sisanya setengah persen untuk cadangan utama. Sisanya untuk laba dtahan untuk operasional perusahaan tahun ini," ujar Elizar.

Elizar juga menjelaskan pada tahun ini perusahaan akan fokus melakukan banyak pengembangan terutama di sektor hulu. Ia menjelaskan akan ada banyak pekerjaan hulu yang akan mendongkrak kinerja bagian services yang dimiliki oleh Elnusa.

Untuk bisa memperkuat sektor hulu, perusahaan juga mengembangkan usaha hulu di luar negeri seperti proyek proyek di Vietnam, Afrika dan Timur Tengah. "Kalau upstream masih sama. Kemudian kita juga mencoba untuk diluar indonesia. Kita dapat project di Vietnam, Soko Oil Company, perusahaan Norwegia itu. Lalu ada pekerjaan di Afrika, lalu ada di Middle East. itu masih penjajakan," ujar Elizar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement