Rabu 03 Apr 2019 16:57 WIB

Bawang Putih Impor Dipastikan Masuk Mei

Impor 100 ribu ton bawang putih direncanakan dari Cina.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Budi Raharjo
Pekerja memilah  bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (6/7).
Foto: Thoudy Badai
Pekerja memilah bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Perekonomian memastikan pasokan bawang putih yang diimpor langsung oleh Perum Bulog masuk ke Indonesia pada bulan depan. Pemerintah mengantisipasi lonjakan harga bawang putih menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Seluruh adminstrasi telah dituntaskan dan menunggu penerbitan rekomendasi impor oleh Kementerian Perdagangan. Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengatakan, hasil rapat koordinasi terbatas yang digelar bulan lalu telah bulat. Impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton untuk meredam gejolak harga dikarenakan  komoditas bawang putih mulai memicu inflasi.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), bawang putih menjadi salah satu komoditas yang memicu inflasi sepanjang Maret 2019. Tercatat, laju inflasi pada bulan lalu mencapai 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan inflasi dari kelompok bahan makanan yakni bawang putih 0,04 persen, bawang merah 0,06 persen, serta pepaya dan cabai masing-masing 0,01 persen.

“Ya kita targetkan bulan puasa harga sudah stabil. Makanya bulan april ini semuanya dipersiapkan dan Mei sudah harus masuk,” kata Musdalifah kepada Republika.co.id, Rabu (3/4).

Kepala Bagian Humas Perum Bulog, Tegun Firmansyah mengatakan, hingga saat ini, Persetujuan Impor (PI) bawang putih dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum diterbitkan. Bulog, kata Teguh, membutuhkan persetujuan baru dapat melakukan tender impor dari negara eksportir.

Sementara ini, perseroan berencana mengimpor bawang putih dari Cina. Menurut dia, mengimpor dari Cina dipilih karena memiliki dua kelebihan. Jaraknya yang tidak begitu jauh dan harga yang cenderung lebih rendah.

Meski begitu, Teguh belum dapat menginformasikan lebih detail terkait teknis pelaksanaan impor bawang putih. Keluarnya PI dari Kemendag juga belum diketahui hingga saat ini. Bulog masih menunggu perintah dan legalitas impor dari pemerintah. Adapun anggaran yang disiapkan Bulog untuk penugasan impor bawang putih sekitar Rp 500 miliar.

Dikonfirmasi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, mengakui, pihaknya belum mengirim surat penugasan kepada Menteri BUMN sebagai alur administrasi penugasan impor komoditas pangan oleh Bulog. “Belum, saya masih menunggu arahaan Pak Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita),” kata Oke.

Kendati demikian, Oke mengatakan yang jelas hasil rakortas sudah ditetapkan dan penugasan impor oleh pemerintah telah diteken. Ia menjelaskan, setelah surat penugasan diberikan kepada Menteri BUMN, maka Bulog sebagai salah satu BUMN diberikan penugasan oleh Menteri BUMN.

Selanjutnya, Bulog meminta rekomendasi impor produk hortikultura dari Kementerian Pertanian (Kementan) sekaligus pengajuan Persetujuan Impor dari Kemendag. Namun, kata Oke, yang pasti pasokan impor bawang putih sudah berada di Indonesia pada bulan Ramadhan mendatang.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi, mengatakan, penerbitan rekomendasi impor dari Kementan maupun PI dari Kemendag sudah dilakukan secara online. Oleh sebab itu, proses adminsitrasi baik di Kementan maupun Kemendag tidak akan berlangsung lama.

Sembari keran impor 100 ribu ton oleh Bulog dibuka, Suwandi mengatakan program wajib tanam bawang putih oleh importir swasta bawang putih tetap berjalan. Sebab, hal itu sudah menjadi ketetapan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura. Sementara, Bulog tidak memiliki kewajiban tanam. Sebab impor yang dilakukan Bulog murni penugasan pemerintah.

Menurut dia, bawang putih yang ditanam importir sejak dua tahun lalu tidak untuk dikonsumsi masyarakat. Melainkan digunakan sebagai bibit secara terus menerus hingga tahun 2021 untuk mencapai swasembada bawang putih.

Oleh sebab itu, total kuota impor bawang putih yang diberikan kepada importir setiap tahun belum dikurangi atau sebanyak 550 – 600 ribu ton per tahun. “Impor tetap sama, tapi volume tanam bawang putih dalam negeri ditambah terus. Ini berbeda. Biasanya kan, sembari ditanam, impor dikurangi,” ujarnya.

Tahun ini, Kementan menargetkan total luas tanam bawang putih harus mencapai 20-30 ribu hektare. Luasan itu meningkat dari realisasi luas tanam tahun lalu sebanyak 11 ribu hektare. Menurut dia, untuk mencapai swasembada setidaknya hanya dibutuhkan luas tanam 60-70 ribu hektare dari luas lahan potensial di Indonesia sebanyak 600 ribu hektare.

Suwandi menegaskan, swasembada dapat tercapai pada 2021 jika wajib tanam oleh importir dan pembukaan lahan tanam bawang putih oleh pemerintah dijalankan secara konsisten. “Selama kita konsisten, importir juga patuh, pasti nanti akan bisa dicapai,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement