Kamis 21 Feb 2019 12:20 WIB

APPSI Sampaikan Keluhan Tiket Pesawat Mahal ke Wapres

Distribusi hasil bumi mengalami penurunan pascakenaikan harga tiket dan kargo pesawat

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolanda
Soekarwo (kiri) Serahkan Jabatan Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia kepada Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kanan) ditandai dengan penyerahan bendera APPSI di Ballroom Hotel Grand Inna, Padang, Rabu (20/2).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Soekarwo (kiri) Serahkan Jabatan Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia kepada Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kanan) ditandai dengan penyerahan bendera APPSI di Ballroom Hotel Grand Inna, Padang, Rabu (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Longki Djonggala menyampaikan keluhan seluruh gubernur tentang mahalnya harga tiket pesawat dan kargo di semua rute penerbangan di Indonesia kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Keluhan ini ia sampaikan saat pembukaan Rapat Kerja Nasional APPSI di Hotel Grand Inna, Padang, Kamis (21/2).

Menurut Longki, semua kepala daerah resah dengan mahalnya ongkos pesawat terbang dan kargo sehingga secara nyata telah menghambat pertumbuhan perekonomian masyarakat. "Naiknnya harga tiket pesawat telah merugikan perdagangan dan UMKM. Kami minta pemerintah pusat berikan perhatian supaya tiket pesawat dan kargo ini diturunkan. Memang sudah ada beberapa yang diturunkan, tapi maskapai hanya basa basi. Hanya beberapa rute saja yang diturunkan," kata Longki.

Baca Juga

Longki mengatakan dampak kenaikan harga tiket pesawat itu yang paling terasa tentunya bagi provinsi-provinsi yang berada jauh dari ibu kota. Seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi dan daerah-daerah Indonesia timur lainnya. Gubernur Sulawesi Tengah itu mencontohkan masyarakat Aceh yang hendak ke Jakarta sekarang lebih banyak memilih rute transit ke Malaysia lebih dulu. Karena harganya lebih murah ketimbang penerbangan langsung dari Banda Aceh ke Jakarta.

"Keluar negeri lebih murah. Di dalam negeri sendiri sangat mahal," ujar Longki.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjelaskan kondisi distribusi hasil bumi di provinsinya pascakenaikan harga kargo dan tiket pesawat. Salah satu hasil bumi yang cukup dominan dari Aceh adalah ikan tuna. 

Sekarang, harga kargo di Aceh mengalami kenaikan harga sampai tiga kali lipat dari biasanya. Dampak buruknya, pengusaha tuna telah banyak memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawan dan mengurangi jumlah produksi untuk menekan pengeluaran biaya.

Nova meminta pemerintah pusat harus memberi perhatian untuk hal ini karena akan berdampak pada perekonomian nasional. Nova membenarkan kalau penerbangan dari Aceh dan menuju Aceh sekarang lebih banyak melalui Kuala Lumpur, Malaysia. 

"Ongkos ekspor di Aceh sangat meningkat. Penerbangan dari Aceh ke Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan lain-lain sekarang melalui Malaysia," ujar Nova.

Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno juga mengatakan kenaikan tiket pesawat telah menurunkan pemasukan pemerintah daerah dan masyarakat dari sektor pariwisata. Sumbar yang merupakan salah satu provinsi yang punya potensi wisata kini mengalami dampak buruk. Menurunnya jumlah wisatawan membuat pergerakan UMKM jadi lesu. Pemasaran produk-produk lokal Sumbar keluar daerah pun kini terbenani biaya ongkos yang mahal.

"Kami minta kepada pemerintah pusat agar penggerak UMKM tidak terbebani harga kargo," ujar Irwan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement