Selasa 19 Feb 2019 18:18 WIB

Investasi Qatar di KEK Mandalika Belum Terealisasi

KEK Mandalika dijanjikan sebagai penerima pertama investasi Qatar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Konferensi Pers PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC oleh jajaran direksi perusahaan di Jakarta, Selasa (19/2) sore.
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Konferensi Pers PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC oleh jajaran direksi perusahaan di Jakarta, Selasa (19/2) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen investasi Qatar kepada Indonesia untuk pengembangan 10 Bali Baru, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika belum terealisasi. Indonesia Tourism Development Corporation selaku pengembang kawasan pariwisata menanti realisasi investasi tersebut.

“Sampai detik ini, saya belum lihat ada perkembangan terkait itu. Kami menunggu dan siap menyambut,” kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar Mansoer dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (19/2). 

Total nilai investasi yang dijanjikan oleh Qatar mencapai 500 juta dolar AS atau setara (kurs Rp 14.100) Rp 7 triliun. Investasi tersebut diberikan kepada 10 kawasan destinasi wisata baru di Indonesia melalui Qatar Investment Authority. Adapun KEK Mandalika dijanjikan sebagai penerima pertama investasi tersebut.

Abdulbar menambahkan, nota kesepahaman juga telah ditandatangani langsung oleh Chief Executive Officer QIA, Abdullah bin Muhammad bin Saud Al-Thani bersama Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan pada September 2018 lalu. “Mereka senang sekali dengan KEK Mandalika karena ada potensi pariwisata. Namun, investasi itu langsung dilakukan antarpemerintah,” ujarnya.

Kendati perjanjian telah disepakati, ITDC juga belum mengetahui berapa besaran investasi yang akan disalurkan kepada KEK Mandalika. Termasuk, peruntukkan investasi dari Qatar. Ia pun berharap ada kejelasan terkait investasi tersebut. Sebab, pengembangan kawasan KEK Mandalika amat membutuhkan investasi yang cukup besar.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi Qatar untuk pengembangan pariwisata akan mendatangkan manfaat besar bagi kedua negara. Bagi Indonesia, 10 destinasti pariwisata yang tengah dikembangkan saat ini akan menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2030 mendatang.

Abdullah bin Mohammad bin Saud Al-Thani mengatakan hal senada. Menurut dia, rencana Indonesia untuk mengembangan industri pariwisata akan menjadi potensi besar bisnis bagi QIA. Ia berharap dapat bekerja sama degan Kemenko Maritim untuk mengidentifikasi pengembangan proyek pariwisata yang diperlukan bagi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement