Jumat 08 Feb 2019 19:38 WIB

Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Tiga Bulan ke Depan Aman

Stok nasional di lini III dan IV sebesar 1,39 juta ton.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) didampingi Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat (tengah) dan Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Achmad Tossin Sutawikara (kanan) meninjau stok pupuk bersubsidi di Gudang Lini III Pasir Hayam, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Nurul Ramadhan
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) didampingi Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat (tengah) dan Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Achmad Tossin Sutawikara (kanan) meninjau stok pupuk bersubsidi di Gudang Lini III Pasir Hayam, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan PT Pupuk Indonesia telah memastikan stok pupuk bersubsidi hingga tiga bulan ke depan. Ia pun mendorong agar Perseroan bisa terus meningkatkan efisiensi dan pelayanannya kepada para petani. 

"Pupuk Indonesia saat ini sudah menyiapkan pupuk bersubsidi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan ke depan" kata Rini saat mengunjungi Gudang Pupuk Indonesia di Cianjur, Jumat, (8/2). Hal itu sesuai Peraturan Menteri Kementerian pertanian Nomor 47/Permentan/PP. 310/11/2018.

Perlu diketahui, BUMN sebagai Produsen pupuk tepatnya PT Pupuk Indonesia mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi dengan total sebanyak 8,8 juta ton. Tercatat hingga 31 Januari 2019 pupuk bersubsidi di tingkat nasional telah diserap sebanyak 867 ribu ton atau 10 persen dari alokasi 2019.

Dalam penugasannya, Pupuk Indonesia terus menjalankan berbagai strategi untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi agar penyalurannya selalu optimal. Salah satu strateginya dengan mewajibkan Anak Usaha Produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup untuk menyediakan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi hingga lini IV atau Kios Pupuk. 

Baca juga, Menteri BUMN Dorong Penurunan Harga Produksi Pupuk

Upaya lain dilakukan melalui optimalisasi alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di masing-masing Kabupaten/Kota. Sekaligus mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi. 

“Untuk memastikan penyaluran pupuk berjalan dengan optimal terutama sepanjang momentum musim tanam hingga Maret. Kami telah mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan juga memperkuat armada transportasi darat dan laut," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat pada kesempatan serupa. 

Dirinya menegaskan, Pupuk Indonesia juga memastikan stok pupuk Nasional selalu terjaga dan distribusinya tidak terganggu. Hingga 7 Februari 2019 stok pupuk subsidi Nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di Kabupaten) dan Lini IV (kios resmi) total sebesar 1,39 juta ton. 

Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan oleh Pemerintah, jumlah berlimpah ini belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi. Adapun rincian stok Lini III dan IV tersebut terdiri dari 454.788 Urea, 452.921 ton NPK, 148.398 ton Organik, 192.613 ton SP-36 dan 145.682 ton ZA. Penyaluran tersebut dilakukan melalaui Gudang yang tersebar di seluruh daerah dan pelosok Nusantara. 

“Dengan target penyaluran Pupuk subsidi sebesar 2.293.833 juta ton hingga Maret ini. Kami prioritaskan untuk kebutuhan sektor tanaman pangan," kata aas. 

Untuk wilayah Jawa Barat sendiri, Aas menyatakan stok dan penyaluran pupuk akan terus diawasi. Hingga 7 Februari 2019 stok pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Barat mencapai 151.252 ton atau tiga kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah, jumlah tersebut terdiri dari 51.968 ton Urea, 54.438 ton NPK, 22.966 ton SP36, 12.111 ton ZA dan 9.770 ton Organik. 

“Jumlah itu dipastikan aman hingga bulan Maret ini berakhir," kata Aas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement