Jumat 01 Feb 2019 11:23 WIB

Ikan Segar Hingga Tarif Pesawat Kerek Inflasi Januari

Inflasi tertinggi berasal dari bahan pangan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi
Foto: Republika
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan inflasi Januari 2019 sebesar 0,32 persen. Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi berasal dari bahan pangan yakni sebesar 0,92 persen.

"Andil inflasi bahan pangan sebesar 0,18 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah ikan segar 0,06 persen, beras 0,04 persen, tomat sayur 0,03, dan bawang merah 0,02 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/2).

Sementara itu, komoditas bahan pangan yang dominan memberi andil deflasi adalah cabai merah sebesar 0,04 persen. Satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yakni sebesar 0,16 persen dengan andil deflasi sebesar 0,04 persen.

Hal itu terjadi akibat deflasi dari sejumlah komoditas seperti bensin dengan andil sebesar 0,04 persen dan tarif kereta api sebesar 0,02 persen.

Kendati demikian, Suhariyanto menyampaikan anomali pada inflasi dari kelompok tersebut. Hal itu lantaran tarif angkutan udara justru masih memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

"Ini unusual, karena tahun lalu biasanya pada Januari itu tarif angkutan udara menyumbang deflasi," kata Suhariyanto.

Kemudian, berdarkan komponennya, inflasi inti pada Januari 2019 adalah sebesar 0,3 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,06 persen (yoy). Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi 0,12 persen dan 3,39 persen (yoy). Selanjutnya, komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,97 persen dan 1,76 persen (yoy).

"Dengan inflasi inti masih terjaga di atas 3 persen (yoy) ini menunjukkan daya beli masih oke. Yang perlu diperhatikan ke depannya adalah komponen harga bergejolak," kata Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement