Jumat 25 Jan 2019 23:28 WIB

Ini Dia Manggis Wanayasa Langganan Ekspor dari Purwakarta

Manggis Purwakarta dikenal sebagai manggis varietas unggul Wanayasa

Red: EH Ismail
Manggis varietas unggul Wanayasa
Manggis varietas unggul Wanayasa

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Berbicara manggis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan salah satu sentra produksi manggis nasional di Indonesia. Lima kecamatan sentra produksi di Kabupaten Purwakarta terdapat di Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan dan Pondoksalam. Total luas areal pertanaman manggis sebesar 1.540,4 hektare dengan jumlah populasi sekitar 154.043 pohon.

Manggis Purwakarta dikenal sebagai manggis varietas unggul Wanayasa berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 571/Kpts/SR.120/9/2006 tanggal 25 September 2006. “Karakteristiknya berbentuk bulat, warna kulit merah keunguan, mudah dibuka, daging halus tidak berserat dan rasa manis asam. Kadar kandungan gula rata-rata 17,75o Brix,” kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Suherlan.

Ia menjelaskan, tingkat produksi manggis di Kabupaten Purwakarta berfluktuasi, yaitu pada semester ketiga 2018 mencapai 36.182 kuintal. Volume total produksi 2018 lebih tinggi sebesar 32.506 kuintal dibanding 2017. Produksi tertinggi pernah dicapai pada 2015 yaitu sebesar 49.166 kuintal.

“Dengan adanya pengetatan ketentuan SPS, manggis kualitas layak ekspor milik kelompok tani sudah mulai dapat bermitra dengan eksportir.  Sedangkan manggis dengan kualitas tidak layak ekspor akan dipasarkan ke Pasar Induk Cikopo, Purwakarta,” ujar Agus.

Agus menambahkan, dibukanya kembali ekspor ke Tiongkok memberikan peluang baik untuk petani. Petani menjadi memiliki pasar yang lebih luas dengan harga yang pantas. Penataan pasar (tata niaga perdagangan) buah manggis dan peluang kemitraan petani dengan eksportir pun terbuka lebih luas.

“Saat ini kami sedang gencarnya sosialisasi kepada kelompok tani, pengumpul dan pengusaha manggis. Khususnya dalam upaya pembinaan budidaya dan pasca panen. Melalui sistem jaminan mutu produk mulai dari SOP (standard operational procedure), GAP (good agricultural practices), GHP (good handling practices), pengendalian hama terpadu, registrasi kebun, registrasi rumah kemas (packing house) dan sertifikasi keamanan pangan segar (prima 1, 2 dan 3),” kata Agus.

Petani Desa Babakan Kecamatan Winayasa, Adis Budiana, memiliki kebun manggis teregistrasi seluas 4,2 hektare. Rata-rata per pohon miliknya menghasilkan 200 kilogram, sehingga dapat menghasilkan produksi buah di kebun sebanyak 84 ton. Untuk asumsi harga Rp 12 ribu per kilogram, maka diperoleh penjualan sebesar Rp 1 miliar lebih dalam satu musim panen.

“Alhamdulillah, cukup untuk membiayai sekolah dan menikahkan anak-anak,” tuturnya berbinar.

Dinas pertanian kabupaten Purwakarta sendiri telah memfasilitasi intensifikasi, ekstensifikasi dan penanganan pasca panen untuk peningkatan produksi dan mutu buah melalui enam hal, terdiri dari penyaluran bibit bantuan pemerintah serta penyaluran.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement