Rabu 25 Jun 2025 09:41 WIB

Gibran Dukung PMO Kopi Perhutani di Bondowoso

Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya ke kawasan perkebunan kopi Ijen di Bondowoso yang dikelola PTPN dan Perhutani, pada Selasa (24/06/2025).
Foto: .
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya ke kawasan perkebunan kopi Ijen di Bondowoso yang dikelola PTPN dan Perhutani, pada Selasa (24/06/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi inisiatif Kementerian BUMN dalam membentuk Project Management Office (PMO) Kopi dan Kakao Nusantara. Hal ini disampaikan Gibran saat berkunjung ke kawasan Perkebunan Kopi Ijen Kalisat, Bondowoso, Jawa Timur, Selasa (24/6/2025).

Gibran menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan perkebunan dalam negeri, sekaligus mendorong kesejahteraan petani, khususnya petani kopi.

Baca Juga

“Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar keempat di dunia, termasuk dari Jawa Timur. Luar biasa sekali. Maka, kualitas kopi harus terjaga dan kuantitasnya tercukupi. Kita harus mengikuti standar internasional untuk branding kopi dan membawa nama baik Indonesia,” ujar Gibran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Pemerintah, lanjut Gibran, ingin memastikan petani rakyat terlibat dalam rantai nilai yang adil dan menguntungkan. Hal ini merupakan bagian dari visi pembangunan nasional yang dimulai dari desa dan sektor riil.

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Direktur Utama Perhutani, Natalas Anis Harjanto, mengatakan Perhutani bersinergi dengan PTPN dan masyarakat desa hutan untuk menyukseskan program pemerintah. Menurutnya, PMO Kopi dan Kakao Nusantara merupakan bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani.

“Kami berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjaga mutu kopi unggulan di kawasan hutan Perhutani,” ucap Natalas.

Saat ini, kata Natalas, Perhutani memiliki sekitar 43 ribu hektare lahan budidaya kopi di kawasan hutan. Lahan tersebut dikelola secara sosial melalui pola agroforestry bersama masyarakat desa hutan.

“Melalui intervensi PMO Kopi dan Kakao Nusantara, petani-petani kopi kini mendapat pendampingan langsung dari para ahli, tidak hanya di wilayah Perhutani, tetapi juga di kawasan BUMN lainnya,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Wapres Gibran turut terlibat dalam proses panen dan sortasi biji kopi, berdialog dengan para petani untuk menyerap aspirasi, serta menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako dan ternak kambing sebagai bentuk dukungan konkret dari negara.

Natalas menambahkan, panen raya ini digelar sebagai bentuk apresiasi kepada para petani rakyat, sekaligus mendorong semangat budidaya kopi nasional agar produktivitas meningkat, harga membaik, dan akses pasar—khususnya internasional—semakin terbuka.

“Fakta bahwa 92 persen produksi kopi Indonesia berasal dari petani rakyat memperkuat urgensi kolaborasi ini agar kopi nasional dapat naik kelas dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petaninya,” tutup Natalas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement