Jumat 25 Jan 2019 20:58 WIB

Asita Dukung Percepatan Pemulihan Pariwisata NTB

Sektor pariwisata Lombok sedang mengalami masa-masa sulit pascagempa

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah wisatawan asing bermain olahraga air di pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8). Kawasan wisata Mandalika tidak terdampak oleh bencana gempa dan tetap ramai dikunjungi wisatawan asing, pihak ITDC mengundang wisatawan untuk tetap berkunjung ke kawasan pariwisata Lombok
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Sejumlah wisatawan asing bermain olahraga air di pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8). Kawasan wisata Mandalika tidak terdampak oleh bencana gempa dan tetap ramai dikunjungi wisatawan asing, pihak ITDC mengundang wisatawan untuk tetap berkunjung ke kawasan pariwisata Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Nusa Tenggara Barat (NTB) Dewantoro Umbu Joka mengajak seluruh pelaku industri wisata bahu membahu bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk kembali memulihkan sektor pariwisata NTB, khususnya Lombok. Umbu menilai, sektor pariwisata sangat berperan penting bagi roda perekonomian masyarakat Lombok yang menggantungkan hidup dari sektor ini.

Lesunya sektor pariwisata Lombok akibat gempa, kata dia, tentu juga akan berdampak bagi perekonomian masyarakat, terutama para pelaku industri wisata dan UMKM di Lombok. "Kita harus kompak karena semua bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat," ujar Umbu saat perayaan HUT Asita ke-48 di Hotel Aston, Mataram, NTB, Jumat (21/1).

DPD Asita NTB, kata Umbu, terus mendukung langkah percepatan pemulihan sektor pariwisata Lombok yang sedang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar). "Ada pesan dari teman-teman Asita, kalau bisa pembenahan destinasi terus dilakukan agar semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Lombok," lanjut Umbu.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengakui jika sektor pariwisata Lombok sedang mengalami masa-masa sulit pascagempa pada tahun lalu. "Pariwisata kita dalam posisi tertekan pascagempa, okupansi (hotel) sekitar 30 persen, baik di kota dan resort, ini PR besar bagi kita semua," ujar Faozal.

Angka okupansi yang berada di kisaran 30 persen, kata Faozal, menunjukan sektor industri perhotelan belum benar-benar pulih. Persoalan lain, lanjut Faozal, juga datang dari harga tiket pesawat yang relatif begitu tinggi dan banyaknya pembatalan penerbangan di Bandara Internasional Lombok (BIL).

"Banyak cancel (pesawat) tapi tidak hanya di Lombok saja. Artinya kejadian ini hampir di semua tempat," kata Faozal.

Dinas Pariwisata NTB, lanjut Faozal, terus berkomunikasi dengan manajemen maskapai untuk dapat memberikan harga tiket pesawat yang lebih terjangkau agar wisatawan bisa kembali mengunjungi Lombok.

Faozal menambahkan, penurunan jumlah wisatawan sejatinya hal yang wajar saat masa sepi kunjungan atau low season setiap awal tahun. Dia berharap, sektor pariwisata Lombok mulai kembali menggeliat pascamasa low season pada Maret atau April mendatang.

Dalam waktu dekat, kata dia, Pemprov NTB juga akan menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan manajemen AirAsia terkait Bandara Internasional Lombok sebagai hub AirAsia kelima di Indonesia. "Pemprov NTB berharap Asita NTB tetap kompak dan terus membantu dalam kemajuan sektor pariwisata NTB ke depan," ucap Faozal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement