Ahad 28 Jan 2024 23:59 WIB

Asita Harap Adanya Penambahan Frekuensi Penerbangan Intra Papua

Adanya tiga Daerah Otonomi Baru berikan peluang terbukanya penerbangan

Mobil Tangki pengisian Bahan Bakar Udara berada di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (11/11/2021). DPPU Bandara DEO mencatat pada bulan Oktober 2021, mengalami peningkatan signifikan hingga 50 persen pengisian pesawat udara selama masa Pandemi COVID 19 dengan melayani 464 penerbangan dan mengeluarkan bahan bakar Avtur sebanyak 1.563 kilo liter.
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda
Mobil Tangki pengisian Bahan Bakar Udara berada di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (11/11/2021). DPPU Bandara DEO mencatat pada bulan Oktober 2021, mengalami peningkatan signifikan hingga 50 persen pengisian pesawat udara selama masa Pandemi COVID 19 dengan melayani 464 penerbangan dan mengeluarkan bahan bakar Avtur sebanyak 1.563 kilo liter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Papua berharap adanya penambahan frekuensi penerbangan intra Papua guna mempermudah wisatawan dalam melakukan perjalanan saat berwisata di seluruh tanah Papua.

Ketua ASITA Papua, Iwanta Perangingangin di Jayapura, Minggu mengatakan dengan terbentuknya tiga Daerah Otonomi Baru (DOB) memberikan peluang terjadinya pembukaan jalur penerbangan baru.

"Seperti contoh penerbangan ke Nabire kini tidak hanya dari Jayapura sana namun kini juga dari Timika sehingga pembiayaan lebih hemat,” katanya.

Menurut Iwanta, Hal itu sangat menguntungkan bagi ASITA karena bisa mengkoneksikan antara destinasi yang satu dan lainnya.

“Dengan begitu wisatawan yang menggunakan jasa kami bisa lebih hemat dalam biaya,” ujarnya.

Dia menjelaskan hingga kini pihaknya masih menjual paket ke daerah pegunungan yang mana wilayah tersebut menjadi destinasi favorit wisatawan asing selain itu juga Kabupaten Biak dengan menyelam.

“Padahal selain pegunungan beberapa daerah di Tanah Papua memiliki potensi namun belum digarap dengan maksimal oleh Pemerintah setempat,” katanya.

Dia menambahkan pihaknya berharap Pemerintah dan ASITA bisa berkolaborasi bersama untuk mencari potensi wisata apalagi yang dapat di jual sehingga menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tentunya.

“Kami akan terus berkolaborasi bersama pemerintah setempat guna mencari destinasi yang bisa dikembangkan dan menjadi daya tarik wisatawan asing, apalagi dengan terbentuknya DOB semakin mempermudah dalam pencarian tersebut,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement