REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan stabil selama awal tahun 2019. Berdasarkan kurs JISDOR Bank Indonesia, rupiah menguat pada Senin, 31 Desember 2019 menjadi Rp 14.481 per dolar AS dari Rp 14.542 per dolar AS pada akhir pekan sebelumnya.
Sepanjang tahun 2018, rupiah telah terdepresiasi 8,70 persen seiring reaksi negatif pelaku pasar terhadap imbas sentimen global dan sentimen dari dalam negeri yang di bawah perkiraan sebelumnya.
Pada tahun ini, rupiah diperkirakan akan stabil.
Menurut Kepala Ekonom BCA David Sumual, hal itu karena adanya gencatan senjata perang dagang antara AS dan Cina masih akan berlanjut sampai Maret 2019, sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan AS kepada Cina.
Dengan demikian, rupiah diperkirakan masih akan stabil pada awal tahun. Dan aliran portofolio investasi akan lebih bagus pada Semester pertama.
"Rupiah awal tahun ini masih stabil. Harga minyak kecenderungan turun, jadi inflasi dan kurs tidak ada masalah. Masalahnya setelah Maret," ujar David kepada Republika.co.id, Ahad (30/12).
Sementara itu Senior Advisor CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, selain dari makro ekonomi global, faktor-faktor dalam negeri masih menjadi perhatian. "Rupiah di tahun 2019 diperkirakan akan bergerak dalam rentang Rp 14.300 hingga Rp 15.250 per dolar AS," kata Reza.
Pada RAPBN 2019 telah disetujui kurs Rupiah sebesar Rp 15 ribu per dolar AS. Dia menjelaskan, rupiah akan terpengaruh dari sentimen Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tiap bulannya, realisasi kebijakan pemerintah, dan lelang surat utang maupun lelang instrumen di pasar uang.
"Rupiah juga terpengaruh oleh amannya penyelenggaraan Pemilu di Indonesia tahun depan," ujar Reza.