Rabu 19 Dec 2018 14:34 WIB

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Saudi Tingkatkan Belanja Negara

Pertumbuhan ekonomi Saudi menurun karena harga minyak yang rendah.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Arab Saudi berencana menaikkan belanja negara lebih dari tujuh persen pada 2019 mendatang. Raja Salman mengatakan, anggaran itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah kerajaan. Peningkatan anggaran ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencapai stabilitas keuangan.

"Kami bertekad terus maju dengan reformasi ekonomi kami sehingga mencapai disiplin fiskal sehingga meningkatkan transparansi dan memberdayakan sektor swasta," ujar Raja Salman seperti dikutip Arab News, Rabu (19/12).

Pengeluaran negara diproyeksikan akan naik 1.106 triliun Riyal Saudi (RS) atau 295 miliar dolar Amerika serikat (AS) atau setara Rp 4 ribu triliun pada tahun depan. Langkah tersebut dinilai sebagai upaya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang menurun sebab dirugikan oleh harga minyak yang rendah.

Anggaran tersebut juga memperkirakan peningkatan tahunan sebanyak sembilan persen dalam pendapatan, menjadi 975 miliar RS. Sementara defisit anggaran menjadi 131 miliar RS.

Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) mengatakan, anggaran Saudi akan meningkatkan efisiensi manajemen moneter dan meningkatkan ekonomi negara. "Saudi Arabia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan investasi di bidang infrastruktur,” kata MBS.

Sekitar 35 persen pengeluaran, kata dia akan digunakan untuk militer dan pendidikan. sementara untuk sektor kesehatan juga akan menerima dana 8 persen dari dorongan tahun ini.

"Kami percaya bahwa anggaran fiskal 2019 akan fokus mendukung kegiatan ekonomi dan investasi dan lebih luas," kata Kepala ekonom di Abu Dhabi Commercial Bank (ADCB), Monica Malik.

Keputusan kerajaan yang disampaikan oleh Raja Salman pada Selasa (18/12) waktu setempat juga memerintahkan kelanjutan tunjangan yang mencakup biaya hidup bagi pegawai sektor sipil untuk tahun fiskal baru.

"Kelanjutan kebijakan positif untuk konsumsi rumah tangga oleh warga negara akan ditingkatkan. Kami berharap untuk melihat pelonggaran fiskal secara keseluruhan pada 2019, yang akan mendukung peningkatan bertahap lebih lanjut dalam pertumbuhan PDB non-minyak riil," ujar Monica Malik.

Malik mengatakan, proyeksi pengeluaran pemerintah dalam anggaran 2019 sejalan dengan indikasi perencanaan resmi sebelumnya. Pernyataan menyoal pra-anggaran pada bulan September lalu, memperkirakan anggaran tahun depan akan menjadi 1.11 triliun RS.

Seperti diketahui, Kerajaan telah mengalami defisit anggaran sejak 2014 dikarenakan kemerosotan harga minyak yang memengaruhi pendapatan negara. Saudi pun memiliki visi untuk menyeimbangkan anggarannya kembali hingga 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement