Senin 03 Dec 2018 15:16 WIB

Kenaikan Tarif Angkutan Udara Kerek Inflasi November 2018

Banyak kegiatan kementerian menyebabkan kenaikan permintaan pesawat.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Penumpang berjalan di samping pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER, registrasi PK-LGY dengan nomor penerbangan JT633 yang terparkir setelah di
Foto: Antara/David Muharmansyah
Penumpang berjalan di samping pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER, registrasi PK-LGY dengan nomor penerbangan JT633 yang terparkir setelah di "grounded" di landasan parkir pesawat Bandara Fatmawati, Bengkulu, Jumat (9/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan tarif angkutan udara menjadi penyebab utama inflasi November 2018 dengan andil sebesar 0,05 persen. Untuk diketahui, inflasi November 2018 adalah sebesar 0,27 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 0,56 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,1 persen. 

"Ini mendekati akhir tahun dan banyak kegiatan kementerian dan Pemda menyebabkan kenaikan permintaan pesawat. Kenaikan tajam terjadi di Indonesia Timur seperti Ambon, Ternate, dan Sorong," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/12). 

Masih dari kelompok yang sama, kenaikan harga bensin nonsubsidi juga memberikan andil signifikan pada inflasi November 2018 yakni sebesar 0,02 persen. Hal ini seiring dengan kenaikan harga bensin seri Pertamax.

Sementara itu, kelompok bahan pangan mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,05 persen pada November 2018. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu bawang merah sebesar 0,04 persen, beras sebesar 0,03 persen, dan telur ayam ras, tomat sayur, serta wortel masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu cabai merah sebesar 0,04 persen dan daging ayam ras, melon, pepaya, cabai rawit, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen. 

Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada November 2018 adalah sebesar 0,27 persen. Inflasi secara kumulatif Januari hingga November 2018 adalah sebesar 2,5 persen. Sementara, inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 3,23 persen. 

"Boleh dibilang angka inflasi November ini masih terkendali karena berada di bawah 3,5 persen," kata Suhariyanto. 

Dari 82 kota yang didata BPS, 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke yakni sebesar 2,05 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 0,64 persen.

Inflasi bulan ke bulan pada November 2018 lebih tinggi dibandingkan angka inflasi pada November 2017 yang sebesar 0,2 persen naun lebih rendah dibandingkan angka inflasi pada November 2016 yang sebesar 0,47 persen.

Sementara, inflasi tahun ke tahun pada November 2018 lebih rendah dibandingkan inflasi pada November 2017 yang sebesar 3,3 persen dan pada November 2016 yang sebesar 3,58 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement