Sabtu 17 Nov 2018 20:19 WIB

Peningkatan Kelahiran Pedet dari UPSUS SIWAB Diklaim Sukses

Program pembangunan peternakan perlu didukung dengan konsumsi protein hewani.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita menghadiri Gebyar SIWAB dan Panen Pedet di Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu, (17/11).
Foto: kementan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita menghadiri Gebyar SIWAB dan Panen Pedet di Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu, (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LUWUK BANGGAI -- Beberapa daerah di Indonesia sudah melakukan panen pedet (anak sapi). Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan panen pedet ini menjadi salah satu bukti keberhasil Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang telah dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan).

Ketut menjelaskan bukti keberhasilan UPSUS SIWAB dapat juga dillihat berdasarkan data i-Shiknas yaitu realisasi pelaksanaan UPSUS SIWAB pada tahun 2017. Capaian Inseminasi Buatan (IB) nasional sebanyak 3.976.470 ekor atau 99,41 persen dari target 3 juta ekor. Kemudian, capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.892.462 ekor atau 63,08 persen dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 911.135 ekor.

“Sedangkan realisasi tahun 2018 sampai dengan tanggal 14 November 2018, capaian layanan IB nasional 3.954.710 ekor atau 136.42 persen dari target 3 juta ekor dan capaian kebuntingan nasional sebanyak 1.815.387 ekor atau 86.45persen dari target 2,1 juta ekor serta kelahiran sebanyak 1.537.003 ekor atau 91.49 persen,” kata dia saat menghadiri Gebyar SIWAB dan Panen Pedet di Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu, (17/11). 

Ketut menegaskan jika dihitung untuk analisa ekonomi hasil yang sudah dicapai pada program UPSUS SIWAB selama kurun waktu 2017-2018 melalui anggaran sebesar 1,411 triliun dengan jumlah kelahiran 1 Januari 2017 sampai dengan 14 November 2018 sebanyak 2.448.138 ekor dan harga anak sapi rata-rata Rp 8 juta per ekor maka hasil UPSUS SIWAB 2017-2018 sebesar Rp 19,6 triliun.

“Untuk kegiatan pendukung UPSUS SIWAB, penanganan gangguan reproduksi terperiksa sampai dengan bulan Oktober 2018 sebanyak 170.823 ekor atau sebesar 89.61 persen dari target 190.623 ekor serta kesembuhan terealisasi sebanyak 109.284 ekor dari yang sudah ditangani,” kata dia.

Ketut berharap kepada insan peternakan khusnya Pemda Luwuk Banggai untuk terus mendukung kemajuan pembangunan peternakan Indonesia. Sebab, kesadaran dan perhatian akan pentingnya penanganan masalah pangan menjadi pendorong semangat bagi kita semua untuk senantiasa berupaya mewujudkan swasembada protein hewani.

"Saya berharap untuk terus mendukung kemajuan pembangunan peternakan Indonesia menuju swasembada protein hewani," harapnya.

Lebih lanjut Ketut mengatakan upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas hanya pada kemampuan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakatnya. Akan tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal. 

“Dalam upaya mencapai tersebut, kiranya perlu kita menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah dalam pembangunan peternakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai penyumbang kebutuhan protein hewani yang sudah kita cita-citakan,” ujarnya.

Ketut menilai masa sekarang merupakan momentum yang tepat untuk terus membangun seluruh potensi yang dimiliki. Dampaknya, program pembangunan peternakan nasional menjadi lebih efektif dan berdampak pada upaya pengentasan kemiskinan sebagaimana telah menjadi fokus kebijakan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement