Jumat 16 Nov 2018 08:09 WIB

Mentan Raih Penghargaan Penjaga Ketahanan Pangan Nasional

Keberhasilan pertanian dan pangan bergantung stabilitas ketahanan pangan nasional

Red: EH Ismail
Anggota Tim Pakar Menteri Pertanian, Sam Herodian  yang mewakili Mentan Amran dalam sambutannya saat menerima penghargaan Penjaga Ketahanan Pangan Nasional dalam ajang “Indonesia Award 2018”  di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jakarta, Kamis (15/11).
Anggota Tim Pakar Menteri Pertanian, Sam Herodian yang mewakili Mentan Amran dalam sambutannya saat menerima penghargaan Penjaga Ketahanan Pangan Nasional dalam ajang “Indonesia Award 2018” di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jakarta, Kamis (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman raih penghargaan Penjaga Ketahanan Pangan Nasional dalam ajang “Indonesia Award 2018”  di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jakarta, Kamis (15/11). Penghargaan ini diberikan atas pemikiran revolusioner Amran yang membawa sejumlah capaian signifikan di sektor pertanian.

“Keberhasilan sektor pertanian dan pangan bergantung pada stabilitas ketahanan pangan nasional. Pada 2018, kontribusi pertanian mencapai 13,3 persen. Selain itu, Indonesia bisa mencapai swasembada pangan. Kesejahteraan petani juga menjadi fokus utama,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan penghargaan kepada Kementerian Pertanian.

Anggota Tim Pakar Menteri Pertanian, Sam Herodian yang mewakili Mentan Amran dalam sambutannya saat menerima penghargaan, mensyukuri pemerintah berhasil menekan inflasi pangan menjadi 1,26 persen pada 2017.

Sam mengutip pernyataan Mentan mengungkapkan pentingnya peranan petani dalam pembangungan sektor pertanian. “Penghargaan ini kami persembahkan untuk petani kita dari sabang hingga merauke,” ujar Sam

Kementerian Pertanian (Kementan) sejak di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman pada akhir 2014, menargetkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. Terdapat 11 komoditas strategis yang ingin dijadikan program prioritas pemerintah yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, gula, dan daging sapi.

Mentan kemudian  membuat berbagai terobosan. Di awal kepemimpinannya 2014, Mentan merangsang peningkatan komoditas utama melalui upaya khusus (Upsus) padi, jagung, dan kedelai, serta mendorong peningkatkan bawang merah dan cabai. Selain itu, Kementan juga berupaya capai swasembada daging sapi melalui program sapi indukan wajib bunting (SIWAB).

Sedangkan untuk gula, selain melakukan revitalisasi pabrik gula yang sudah ada, Kementan juga mendorong investasi swasta untuk membangun pabrik gula baru. Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman memang telah merevisi banyak peraturan dinilai menghambat investasi di sektor pertanian.

Langkah konkrit pertama yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah merevisi regulasi Perpres Nomor 172 tahun 2014 tentang pengadaan benih dan pupuk dari lelang menjadi penunjukan langsung. Hingga saat ini, Kementerian Pertanian telah melakukan deregulasi dengan mencabut 291 permentan/Kepmentan.

Kebijakan terobosan lainnya dari kepemimpinan Amran di Kementerian Pertanian adalah refocusing anggaran. Anggaran yang sebelumnya lebih banyak digunakan untuk pembiayaan rapat dan perjalanan dinas, kini lebih difokuskan untuk peningkatan produktivitas petani.

Tahun ini Kementan telah mengalokasikan 85 persen dari total anggaran sebesar Rp.22,65 triliun untuk sarana dan prasarana produksi petani. Kementerian Pertanian bahkan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.5,5 Triliun untuk kepentingan bibit dan benih bagi petani.

Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan asuransi untuk lahan pertanian dan ternak sapi sebagai melindungi petani dari bahaya gagal panen dan matinya hewan ternak akibat bencana alam. Kebijakan tersebut membawa sector pertanian di Indonesia menuju arah yang positif.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), tahun ini Indonesia surplus beras sebanyak 2,85 juta ton. Peningkatan produksi tersebut diikuti juga dengan peningkatan ekspor beberapa komoditas pangan seperti beras konsumsi, bawang merah, daging ayam olahan, jagung, buah tropis, dan sejumlah komoditas perkebunan. Pada 2017, ekspor pertanian meningkat Rp 441 Triliun atau 24 persen dibandingkan 2016. Untuk tahun ini hingga September 2018, nilai ekspor pertanian sudah mencapai Rp 330 triliun.

Pada penghargaan yang bertajuk “Indonesia Bangga” ini, tim juri dari beberapa kalangan telah meriset dan menyeleksi terhadap nama-nama yang masuk berdasarkan metode kualitatif. Kemudian, tim juri eksternal melakukan penjurian dan memilih satu nama untuk setiap kategori.

“Event ini merupakan kesempatan untuk memberikan apresiasi kepada sejumlah kepala lembaga negara, kepala pemerintahan daerah dan individu non pemerintahan yang memiliki sumbangsih besar untuk kesejahteraan Indonesia," tutur Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Hary berharap para peraih penghargaan bertajuk “Indonesia Bangga” ini dapat menjadi contoh bagi yang lain agar termotivasi untuk juga memiliki prestasi yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement