Jumat 09 Nov 2018 11:33 WIB

Inalum Kantongi 4 Miliar Dolar AS dari Global Bond

Dana global bond ini akan digunakan untuk melunasi transaksi divestasi saham Freeport

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi G Sadikin.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi G Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) mengantongi 4 miliar dolar AS dari penerbitan surat utang global (global bond). Dana tersebut rencananya memang dikumpulkan Inalum untuk bisa melakukan transaksi divestasi saham Freeport Indonesia.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (8/11), Inalum menawarkan empat tenor untuk global bond ini. Tenor pertama yaitu 3 tahun dengan nilai 1 miliar dolar AS dengan bunga 5,5 persen.

Sedangkan tenor kedua selama lima tahun dengan nilai 1,25 miliar dolar AS dengan bunga enam persen. Tenor ketiga senilai 1 miliar dolar AS dengan bunga 6,875 persen sepanjang 10 tahun dan tenor keempat dengan jangka waktu tiga puluh tahun dengan nilai 750 juta dolar AS dengan bunga 7,37 persen.

Untuk mendapatkan dana dari global bond, induk usaha BUMN Pertambangan tersebut telah melakukan ‎roadshow ke Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat dan London.

Pada saat penawaran obligasi global mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan). Untuk obligasi dengan tenor tiga tahun ada kelebihan permintaan mencapai 4,1 miliar dolar AS.

Sementara untuk tenor lima tahun oversubscribed mencapai 5,5 miliar dolar AS. Untuk tenor 10 tahun, mengalami oversubcribed mencapai 7,1 miliar dolar AS. Sedangkan untuk tenor 30 tahun kelebihan permintaan mencapai 3,7 miliar dolar AS.

Untuk bank joint global coordinators (JGC) dalam obligasi ini adalah BNP Paribas, Citi, dan MUFG, sedangkan perbankan yang bertindak sebagai Joint Book Runner (JBR) adalah BNP Paribas, CIMB, Citi, Maybank, MUFG, SMBC Nikko, dan Standard Chartered.

Selain itu, obligasi ini sudah mendapatkan rating Baa2 dari lembaga pemeringkat Moody's dan BBB- dari lembaga Fitch Ratings.

Sayangnya hingga kini Inalum belum bisa memberikan komentar terkait hal ini. Juru Bicara Inalum, Rendy A Witoelar mengaku belum bisa memberikan konfirmasi terkait hal ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement