REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya mendorong pemberdayaan ekonomi syariah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi ini. Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Herawanto mengatakan, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi syariah tersebut antara lain dengan diselenggarakannya 'Syariah Week - Dari BI Kalsel Untuk Kalsel dan Bagi Negeri'.
Menurut dia, BI Kalsel terus mendorong pemberdayaan ekonomi (dan keuangan) syariah yang berpotensi besar sebagai salah satu alternatif sumber pertumbuhan baru. Berbagai strategi untuk mensosialisasikan program tersebut kepada berbagai kalangan, antara lain dengan melaksanakan serangkaian kegiatan bertajuk "Syariah Weeks" di Kalsel.
Rangkaian "Syariah Week" tersebut diikuti peserta dari regional, nasional maupun internasional. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sejak 24-26 Oktober 2018 tersebut antara lain, diskusi Praktisi Ekonomi Syariah.
Diskusi tersebut membahas mengenai potensi dan tantangan pengembangan ekonomi syariah di Kalsel. Kegiatan tersebut juga mengikutsertakan pakar syariah dari DEKS, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalsel, akademisi UIN Antasari, akademisi ULM, dan Rumah Zakat.
Dalam kesempatan itu, dengan mengacu pada tiga pilar pengembangan nasional yang disusun DEKS, BI Kalsel sedang dalam proses menyusun peta jalan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah. "Sehingga melalui kegiatan tersebut, kami berharap mendapatkan masukan dari pihak-pihak terkait," katanya di Banjarmasin, Kamis (25/10).
Selain itu, tambah dia, juga dilakukan ToT Manajemen, Zakat, Infaq, dan Sodaqoh. Kegiatan ini untuk memperkuat kapabilitas di bidang zakat, infaq, dan sodaqoh bagi para akademisi, pelaku usaha, dan praktisi ekonomi syariah lainnya.
Kegiatan kerja sama BI Kalsel, DEKS, dan UIN Antasari tersebut, diharapkan akan mampu mendapatkan acuan sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, juga dilakukan pelatihan Kemandirian Ekonomi di Ponpes Islahul Aulad. Strategi ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas dengan pendekatan keumatan (kepada santri dan civitas pesantren).
Pelatihan ditekankan pada pemberdayaan potensi ekonomi yang ada di Ponpes yaitu teknik penggilingan padi organik, pembesaran ikan, dan pendayagunaan lahan untuk penanaman dengan polybag (dilaksankan pada tanggal 23-26 Oktober).
Tujuan akhir adalah menciptakan model kemandirian ekonomi di Ponpes sekaligus memperkuatkan jiwa kewirausahaan warganya. Sedangkan "International Youth Conference", BI Kalsel bekerjasama dengan ASEAN Muslim Students Association (AMSA) akan berpartisipasi dalam kegiatan International Youth conference pada tanggal 30-31 Oktber 2018.
Pada kegiatan tersebut, BI Kalsel bertindak sebagai pembicara dengan tema generasi muda dalam mendorong ekonomi syariah. Kegiatan ini akan dihadiri pula oleh delegasi dari beberapa negara antara lain Malaysia, Thailand, dan Filipina. Kegiatan ini merupakan strategi pengembangan ekonomi syariah melalui pendekatan kepada organisasi kepemudaan.
Semua hal tersebut merupakan pengaplikasian strategi pengembangan ekonomi syariah oleh BI Kalsel yang dilakukan secara komprehensif (kepada kalangan luas), berkelanjutan (bertahap dan bukan one shoot program), dan integratif atau sinergi dan harmonisasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah, akademisi dan praktisi.