Senin 15 Oct 2018 14:43 WIB

Ekspor Indonesia September 2018 Turun 6,58 Persen

Nilai ekspor Indonesia pada Januari-September 2018 mencapai 134,99 miliar dolar AS

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan nilai ekspor Indonesia pada September 2018. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan nilai ekspor Indonesia pada September 2018 turun 6,58 persen dibanding Agustus 2018.

Hanya saja jika dibandingkan September tahun lalu menurut Yunita, ada kenaikan nilai ekpor Indonesia. "Kalau dibandingkan September 2017 nilai ekspor September 2018 meningkat 1,70 persen," kata Yunita di Gedung BPS, Senin (15/10).

Selanjutnya, untuk ekspor migas pada September 2018 menurut Yunita mencapai 13,62 miliar dolar AS. Agka tersebut menurut Yunita mengalami penurunan 5,67 persen dibandingkan Agustus 2018. Sementara dibandingkan ekspor nonmigas pada September 2017 naik 3,78 persen.

Yunita menambahkan secara komulatif, nilai ekspor Indonesia dari Januari sampai September 2018 mencapai 134,99 miliar dolar AS. "Ini bisa dibilang meningkat 9,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017," tutur Yunita.

Sedangkan untuk ekspor nonmigas, Yunita menegaskan pada September 2018 mencapai 122,31 miliar dolar AS. Dengan begitu, menurut Yunita ekspor nonmigas tersebut mengalami peningkatan 9,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, Yunita menjelaskan penurunan ekspor terbesar nonmigas pada September 2018 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu ke Cina sebesar minus 182,6 juta dolar AS. Selanjutnya penurunan ekspor ke Jepang sebesar 150,0 juta dolar AS, dan Singapura 122,8 juta dolar AS dibandingkan Agustus 2018.

Meskipun begitu, ada kenaikan ekspor nonmigas Indonesia pada September 2018 dinandingkan bulan sebelumnya. Beberapa negara tersebut yaitu Korea Selatan mencapai 87,5 juta dolar AS, Banglades 66,6 juta dolar AS, dan India 41,6 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement