Kamis 27 Sep 2018 21:40 WIB

Kementan: Produksi Padi Tahun Ini Melonjak 1,8 Juta Ton

Produksi padi tahun ini mencapai 83,037 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Red: EH Ismail
Penanaman padi di musim kemarau
Penanaman padi di musim kemarau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian memperkirakan produksi padi tahun ini mencapai 83,037 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Prediksi tersebut berdasarkan data Angka Ramalan (ARAM) I yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan). Angka itu meningkat 2,33 persen atau setara 1,89 juta ton GKG dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, berdasarkan data luas tanam Oktober 2017-Agustus 2018 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, diperkirakan terjadi surplus 945 ribu ha (6,39%) atau setara dengan 4,74 juta ton GKG. Sehingga diperkirakan berdasarkan data sampai dengan subround II, produksi tahun ini akan mencapai 85,88 juta ton GKG.

Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bambang Sugiharto menyatakan bahwa peningkatan produksi padi 2018 terjadi karena Indonesia mampu memanfaatkan kekeringan sebagai peluang untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas.

“Seperti yang pernah disampaikan oleh Mentan, musim kemarau jangan dilihat sebagai halangan. Kondisi kekeringan yang biasanya menjadi hambatan, justru harus diubah menjadi kesempatan untuk tingkatkan produksi padi,” kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (27/9).

Sebagai bagian dari upaya memanfaatkan musim kemarau dalam mendorong Perluasan Areal Tanam Baru (PATB), Kementan memaksimalkan pemanfaatkan lahan rawa. Kondisi kering pada musim kemarau justru menguntungkan untuk optimalisasi lahan rawa. Rawa yang semula memiliki ketinggian muka air 1 meter, pada musim kemarau turun menjadi 20 – 30 cm.

Potensi lahan rawa sebelumnya memang belum dikembangkan secara maksimal. “Dari potensi luas 12,3 juta hektare, lahan rawa baru dimanfaatkan seluas 36,8 persen atau 4,5 juta hektare,” ujar Bambang.

Optimalisasi lahan rawa dilakukan dengan menjalin kerja sama antara pemerintah pusat, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Beberapa alat berat seperti traktor pun digunakan untuk memungkinkan lahan rawa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produksi padi. “Kita manfaatkan teknologi sehingga lahan rawa bisa menjadi lahan produktif,” tutur Bambang.

Selain mendorong perluasan areal tanam baru, produktivitas padi juga didorong dengan penggunaan varietas unggul tahan kering, seperti padi gogo sawah dan padi gogo rawa. Padi gogo merupakan varietas unggul yang adaptif terhadap berbagai permasalahan di lahan kering, seperti kekeringan, kemasaman tanah, dan penyakit blas.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto menyebutkan bahwa musim kemarau bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jika dikelola dengan baik. "Musim kemarau bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hama lebih sedikit, sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan proses pengeringan. Jadi kualitas gabah lebih baik, biaya produksi juga bisa ditekan,” kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement