Selasa 25 Sep 2018 17:25 WIB

PLTB Jeneponto Beroperasi November Tahun Ini

Listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke transmisi PLN dengan tegangan 150 kV.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo memperhatikan turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Presiden Joko Widodo memperhatikan turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 72 Mega Watt (MW) yang berlokasi di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, kini telah mencapai 96,68 persen. PLTB Tolo ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 21 November 2018.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada kunjungannya ke Jeneponto, Jumat (21/9) lalu mengapresiasi cepatnya perkembangan proyek ini, yang lebih cepat beberapa bulan dari target. "Saya mengucapkan terima kasih, ini proyek progresnya baik, penyelesaiannya lebih cepat beberapa bulan dari yang sudah ditargetkan dan juga saya sangat berkesan dengan adanya kerja sama dan kontribusi yang baik dengan masyarakat sekitar," ujar Jonan, Selasa (25/9).

Pembangunan PLTB Tolo melibatkan 950 pekerja. Dari jumlah tersebut 97 persen di antaranya adalah Tenaga Kerja Indonesia dan sisanya tenaga kerja asing. Pemanfaatan tenaga asing selama masa konstruksi proyek ini hanya 27 orang dan saat ini, dari 250 orang pekerja domestik, 122 orang di antaranya adalah tenaga kerja lokal. Tenaga kerja asing pada saat operasi nanti direncanakan hanya satu orang saja.

Dari segi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PLTB Tolo mencapai 42 persen. Nantinya, PLTB Tolo akan memiliki 20 Wind Turbine Generator (WTG) dengan tinggi 133 meter dengan panjang baling-baling 63 meter berkapasitas masing-masing sebesar 3,6 megawatt (MW), yang beroperasi mengalirkan listrik. Hingga saat ini, sudah 10 WTG yang sudah terpasang, dan WTG ke-11 sedang dalam pengerjaan.

Adapun listrik yang dihasilkan PLTB Tolo akan disalurkan ke sistem transmisi PLN dengan tegangan 150 kilo volt (kV). Untuk penyaluran tenaga listrik, telah dibangun satu substation baru, yakni Substation Tolo, dan modifikasi pada substation PLN Jeneponto. Selain itu, dua unit transformator telah dipasang dengan kapasitas masing-masing 45 Volt Ampere (VA).

Sementara, estimasi produk listrik adalah 198,6 Giga Watt (GW) per tahun, dengan kecepatan angin 6 meter per detik (m/s) dan capacity factor 30 persen. PLTB Tolo juga ditargetkan akan mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 160.600 ton karbon dioksida per tahun.

Sebagai informasi, nilai investasi proyek PLTB Tolo adalah sebesar 160,7 juta dolar AS. Penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) PLTB Tolo telah dilakukan pada 14 November 2016, dengan harga jual listrik 11,850 sen dolar AS per kWh dan kontrak PPA selama 30 tahun.

Baca juga, 24 Daerah di Indonesia Ini Miliki Potensi PLTB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement