Jumat 02 Sep 2022 23:50 WIB

Erick Apresiasi Kerja sama Pertamina dengan Pondera Bangun PLTB

Upaya Pertamina gandeng Pondera sejalan dengan transformasi BUMN

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan), CEO Pondera Hans Rijntalder (kanan), Director General of Foreign Affairs Belanda Peter Potman (tengah), Dubes Indonesia untuk Belanda Mayerfas (kedua dari kiri), CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro (kanan) di fasilitas PLTB Pondera di Flevoland, Belanda, Jumat (2/9).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan), CEO Pondera Hans Rijntalder (kanan), Director General of Foreign Affairs Belanda Peter Potman (tengah), Dubes Indonesia untuk Belanda Mayerfas (kedua dari kiri), CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro (kanan) di fasilitas PLTB Pondera di Flevoland, Belanda, Jumat (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, FLEVOLAND -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi komitmen PT Pertamina (Persero) dalam mendukung penerapan energi hijau. Erick menyebut langkah Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) menggandeng Pondera Development BV merupakan bentuk konkret dalam upaya pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Erick menilai hal ini sejalan dengan transformasi BUMN yang menyasar pada tiga hal utama yakni sumber daya manusia, model bisnis, dan inovasi.

"Kemarin kita baru saja melihat bagaimana Freeport meluncurkan 5G mining. Hari ini, saya senang sekali ketika Pertamina bersama Pondera bekerja sama akan membuat yang namanya windmill (kincir angin) ini, tenaga angin, tetapi diprioritaskan untuk menciptakan green hydrogen (hidrogen hijau)," ujar Erick saat mengunjungi fasilitas PLTB Pondera di Flevoland, Belanda, Jumat (2/9).

Erick menilai hal ini juga merupakan bagian dalam upaya transisi energi yang dilakukan Indonesia dan juga pemenuhan kebutuhan energi di masa yang akan datang. Erick mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44 persen akan terus bertumbuh hingga 2045 dan tentu akan berdampak pada peningkatan permintaan energi ke depan.

"Artinya kebutuhan listrik pasti diperlukan dan antara keseimbangan listrik yang diproduksi batubara dan lain-lain, dengan yang diproduksi angin, matahari, air, geotermal harus menjadi keharusan. Ini yang kita lakukan buat anak-cucu kita ke depan. Ini kenapa saya sangat mengapresiasi pada Pondera dan Pertamina yang bisa melakukan kerja sama," ucap Erick.

Direktur Utama Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan pilot project dari kerja sama ini akan dilakukan di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Banten. Dannif menyampaikan setiap PLTB memiliki kapasitas yang beragam.

"Di Sumba mungkin kecil antara lima megawatt (Mw) sampai 10 megawatt, tapi yang di Banten itu cukup besar dalam potensi ratusan Mw seperti ini, studinya memungkinkan untuk potensial onshore hingga offshore," ujar Dannif.

Dannif mengatakan Pondera yang merupakan konsultan dan pengembang energi terbarukan global memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan proyek energi angin di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore) di Eropa dan di Asia. Dannif menilai kerja sama dengan Pondera akan memberikan banyak manfaat bagi Pertamina NRE dalam mengembangkan PLTB.

"Kita berharap ada transfer of knowledge, transfer teknologi, dan dari sisi peraturan mungkin suatu yang kita akan advokasi bersama-sama untuk hal-hal yang kita perlukan," lanjut Dannif.

CEO Pondera Hans Rijntalder menyambut positif kunjungan Erick ke fasilitas PLTB milik Pondera. Hans menyebut fasilitas PLTB di Noordoostpolder, Flevoland, merupakan salah satu windfarm atau ladang angin terbesar yang berada di offshore.

"Ini memproduksi listrik yang cukup besar untuk kereta listrik Belanda," ujar Hans.

Director General of Foreign Affairs Belanda Peter Potman mengatakan Pemerintah Belanda menerima dengan hangat kehadiran Erick di Belanda. Peter menyebut hubungan kerja sama Indonesia-Belanda terjalin dengan baik dan meliputi banyak sektor.

"Kami dari Pemerintah Belanda sangat mengapresiasi kerja sama ekonomi. Kami sangat lega setelah covid, kerja sama ini bisa berlanjut lagi setelah kunjungan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte pada 2019. Sekarang antarperusahaan bisa saling mengunjungi," ucap Peter.

Peter menyebut transisi energi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menghadapi perubahan iklim. Peter meyakini Indonesia memiliki potensi besar dalam penyediaan energi bersih bagi Asia dan dunia di masa yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement