Selasa 25 Sep 2018 14:17 WIB

Potensi Gas Bumi Indonesia Masih Menjanjikan

Ada 19 proyek hulu minyak dan gas prioritas yang ditawarkan pemerintah ke investor

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang gas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang gas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan potensi gas bumi di Indonesia masih menarik. Djoko menjelaskan potensi ini menjadikan gas bumi sumber investasi yang menarik untuk dikembangkan.

Meski begitu, Djoko tak menampik dalam kurun waktu belakangan ini memang investasi di sektor gas bumi sempat menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya regulasi yang tumpang tindih, stimulus insentif yang masih rendah, dan banyaknya sumur matang dan pergeseran cekungan.

Menurut Djoko pemerintah saat ini mulai memperbaiki regulasi dan menggalakan eksplorasi lapangan gas bumi. Ia menjelaskan, ada 19 proyek hulu minyak dan gas yang memang menjadi prioritas pemerintah untuk ditawarkan ke investor untuk bisa meningkatkan eksplorasi dan investasi di Indonesia.

"Sembilan belas (19) proyek hulu minyak dan gas utama diadakan dari 2018-2025 untuk mempertahankan ketersediaan pasokan minyak dan gas di Indonesia," kata Djoko di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (25/9).

Djoko menjelaskan proyek-proyek tersebut terdiri dari 14 proyek lepas pantai dan 5 proyek di darat. Perkiraan produksi sekitar 651 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dengan kisaran investasi 19 miliar dolar AS.

Beberapa dari proyek minyak dan gas ini adalah proyek strategis nasional yang disebutkan pada Perpres Nomor 58 tahun 2017, seperti Lapangan Jangkrik, Pembangunan Deepwater Indonesia (IDD), dan Blok Masela.

Selain investasi di Hulu, Djoko mengatakan Kementerian ESDM telah mengembagkan program gas kota untuk konsumen rumah tangga. Terkait program ini Kementerian ESDM telah menugaskan Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mengembangkan jaringan gas kota yang menghubungkan 78.315 rumah tangga di 18 lokasi pada tahun ini.

"Didanai oleh anggaran negara, proyek-proyek tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi proporsi impor gas LPG. Ini adalah bagian dari rencana jangka panjang yang lebih besar yang digariskan oleh Kementerian untuk membangun fasilitas gas kota yang menghubungkan 1 juta rumah tangga pada tahun 2023," ujar Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement