Senin 24 Sep 2018 19:17 WIB

Menkeu Minta LPEI Tingkatkan Jangkauan Pembiayaan

Jumlah nasabah LPEI saat ini mencapai 1.288 entitas

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dapat meningkatkan peran dalam menggenjot ekspor. Dia mengatakan, jumlah nasabah LPEI yang sebanyak 1.288 entitas perlu ditingkatkan.

Terlebih lagi, kata Menkeu, nilai ekspor Indonesia pada 2017 mencapai 168,7 miliar dolar AS. "1.200 nasabah LPEI itu terlalu kecil. Saya inginkan jutaan," kata Sri dalam perayaan ulang tahun LPEI kesembilan di kantor Kemenkeu, Jakarta pada Senin (24/9).

Dia pun meminta LPEI untuk membantu diversifikasi pasar ekspor Indonesia. Menurutnya, pasar Asia Selatan dan Asia Tengah adalah pasar potensial yang bisa dicapai.

Sri mengatakan, LPEI berperan penting untuk bisa memperkecil defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Pada kuartal II 2018, CAD mencapai 8 miliar dolar AS.

Sementara, surplus neraca transaksi modal dan finansial hanya sebesar 4 miliar dolar AS. Sehingga, neraca pembayaran Indonesia secara keseluruhan mengalami defisit sebesar 4 miliar dolar AS.

Hal ini kemudian dapat berdampak pada cadangan devisa yang terus berkurang. "Selama CAD kita besar saya tidak akan berhenti ngomel," kata Sri.

Sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan ekspor, LPEI dan jejaring Perguruan Tinggi untuk pengembangan ekspor Indonesia (UNIED) merumuskan Konsensus Bersama pemangku kebijakan dalam rangka peningkatan ekspor nasional.

Berbagai riset telah dilakukan oleh UNIED bersama-sama dengan LPEI. Rekomendasi yang dihasilkan perlu didiseminasi kepada pemangku kebijakan sehingga dapat diimplementasikan untuk pengembangan ekspor barang dan jasa ke depan.

Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Sinthya Roesly mengatakan LPEI bekerja sama dengan International Center for Applied Finance and Economics (InterCAFE) IPB menghitung Dampak Total Pembiayaan LPEI terhadap perubahan kondisi Makroekonomi di Indonesia.

Dengan menggunakan analisis Computing General Equilibrium (CGE) menggunakan data Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia (SNSE) terkini, yaitu 2008 diperoleh kesimpulan bahwa Pembiayaan agregat LPEI berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan memiliki dampak sosial, yaitu peningkatan penyerapan tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan.

Hasil kajian lainnya hasil kerja sama LPEI dengan UNIED, yaitu penelitian terkait pentingnya infrastruktur ekspor dan komoditas unggul Indonesia. Komoditas tersebut yakni batu bara, sawit, dan produk manufaktur seperti garmen, alas kaki, serta karet.

Infrastruktur dinilai menjadi faktor penting dalam mendorong efisiensi logistik dan transportasi para eksportir sehingga dapat meningkatkan daya saing. “Dari hasil kajian menjadi fokus kami dalam mendorong akselerasi ekspor komoditas unggul tersebut,” kata Sinthya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement