Jumat 21 Sep 2018 18:07 WIB

Menperin: Ekonomi Bisa Tujuh Persen Asal Melek Teknologi

Pemerintah mempopulerkan kembali pendidikan vokasi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah gencar membangun banyak infrastruktur di berbagai daerah, pemerintah semakin fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk di sektor industri. Hingga saat ini, jumlah tenaga kerja manufaktur lebih dari 17 juta orang atau berkontribusi 14,05 persen terhadap seluruh pekerja di ranah ekonomi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan memperkenalkan kembali pendidikan vokasi selama dua tahun terahir. "Sebelumnya, vokasi ini dianggap tidak setara dengan SMA," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/9).

Dalam acara Indonesia Forum 2018: Evolving Political, Economic and Business Environment Going into 2019 di Singapura, Jumat (21/9), Airlangga menyampaikan pendidikan vokasi akan dirancang untuk bisa berkaitan antara industri dengan SMK. Melalui program tersebut, lulusan SMK bisa langsung kerja sesuai kebutuhan era sekarang.

Pelaksanaan pendidikan vokasi  sudah menjangkau Pulau Jawa sampai Sumatera, dan akan dilanjutkan ke wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Dari program ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mampu melibatkan sebanyak 618 perusahaan dengan menggandeng hingga 1.735 SMK.

Seiring bergulirnya revolusi industri 4.0, pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan Swiss guna menggelar program bertajuk Skill for Competitiveness (S4C). Program ini sebagai upaya pengembangan mutu politeknik di lingkungan Kemenperin. 

"Tujuannya untuk meng-upgrade skill para mahasiswa agar siap menghadapi era digital. Misalnya melalui pendidikan coding atau artificial intelligence," tuturnya.

Apabila seluruh tenaga kerja di sektor industri sudah melek teknologi, Airlangga memprediksi, ekonomi Indonesia berpotensi meningkat satu sampai dua persen. Dampaknya, target pertumbuhan bisa mencapai tujuh persen pada tahun 2030 dengan didorong oleh implementasi industri 4.0.

Airlangga optimistis, SDM terampil menjadi kunci penerapan industri 4.0. Apalagi, Indonesia sedang menikmati bonus demografi hingga 10 tahun ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai efek domino, revolusi industri 4.0 akan membuka banyak peluang pekerjaan yang baru, terutama yang bergerak di bidang digital. "Jadi, kita bisa membentuk ekonomi baru menjadi sebuah ekosistem inovasi," ujar Airlangga.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement