Selasa 18 Sep 2018 13:02 WIB

Deloitte Indonesia Adakan Infrastructure CEO Forum 2018

Indonesia memerlukan investasi sekitar 511 miliar dolar AS pada 2015-2019.

Deloitte (ilustrasi)
Foto: deloitte.com
Deloitte (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pertemuan IMF-World Bank yang akan diadakan pada Oktober 2018 di Bali, tiga isu strategis terkait konektivitas, urbanisasi, dan infrastruktur mendominasi sebagian besar dinamika regional dan global saat ini.

Memahami urgensi dalam isu strategis tersebut, Deloitte Indonesia berencana untuk menginisiasi forum yang melibatkan berbagai stakeholder bertajuk Deloitte Indonesia Infrastructure CEO Forum 2018. 

Forum yang akan diadakan pada 20 September 2018 tersebut merupakan langkah awal menjelang pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Menurut Country Head of Deloitte Infrastructure & Capital Projects, Bernardus R Djonoputro, pertemuan IMF-World Bank di Bali dan fokus pemerintah Indonesia terhadap pembangunan infrastruktur diharapkan akan membuka potensi kerja sama sektor pemerintah dan swasta yang lebih luas.

“Diperkirakan, untuk bidang infrastruktur pada tahun 2016-2030, kawasan Asia akan membutuhkan lebih dari 22,6 triliun dolar AS dan kawasan ASEAN akan membutuhkan sekitar 2,8 triliun dolar AS. Kebutuhan tersebut mencakup pembangunan infrastruktur baru serta revitalisasi infrastruktur yang sudah ada," katanya dalam siaran persnya, Selasa (18/9).

Pada saat yang sama, sebagai kawasan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia memerlukan investasi sekitar 511 miliar dolar AS pada 2015-2019 untuk mengatasi berbagai tantangan infrastruktur dalam negeri.

Lebih lanjut lagi, setidaknya terdapat tiga hal yang perlu diselesaikan oleh para pemangku kepentingan dan pemerintah dalam momen pertemuan IMF-World Bank. “Yang pertama adalah mengenai sektor apa saja yang menjadi prioritas dalam urbanisasi di kawasan ASEAN.” kata Bernardus. 

Saat ini, tantangan mengundang investasi swasta ke dalam infrastruktur publik memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah. Dari sudut pandang pasar, kawasan ASEAN dan Indonesia saat ini masih dianggap memiliki peluang yang cukup besar. "Namun, kesadaran akan peluang tersebut memerlukan berbagai tahapan perencanaan dan persiapan proyek yang matang dan menyeluruh.” lanjutnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement