REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa defisit neraca perdagangan sudah turun. Namun, kata dia, penurunan tersebut baru terjadi untuk sektor nonmigas, sementara sektor migas masih besar.
"Kalau dilihat neraca perdagangan, defisitnya sih menurun, bulan sebelumnya defisitnya 2,02 miliar dolar AS, akhir Agustus itu defisitnya 1,02 miliar dolar AS, ya turun satu miliar dolar AS," kata Darmin usai rapat tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/9).
Ia menyebutkan penurunan defisit neraca perdagangan hanya satu miliar dolar AS karena masih besarnya defisit di sektor migas. "Sebenarnya non-migasnya sudah lumayan baik, dia sudah surplus, tapi yang migasnya masih defisitnya masih agak besar," katanya.
Ia menyebutkan pertemuannya dengan Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja membahas situasi perekonomian terkini. "Hari ini kan neraca perdagangan juga diumumkan kan, ya mereview-nya, apa yang jalan, apa yang tidak jalan, kemudian apa saja yang harus kita pertimbangkan untuk dipersiapkan, dan sebagainya," katanya.
Ia menyebutkan kebijakan penggunaan biofuel sebagai bahan bakar atau B20 belum berdampak karena baru berlaku September. "Belum bisa dihitung di situ, karena itu baru bulan Agustus, angkanya, artinya, kebijakan-kebijakan kita pada dasarnya baru akan kelihatan hasilnya pada September yang akan diumumkan pertengahan Oktober nanti," katanya.
Sementara mengenai defisit transaksi berjalan, Darmin mengatakan pada defisit pada kuartal 1 dan kuartal 2 jika digabung sekitar 2,6-2,7 persen. "Nah, kalau dilihat kecenderungan, memang dia akan bergerak ke 3, tapi kita kok rasanya akan bergerak ke 2,5 persen di akhir tahun nanti. Sekitar 2,5 sampai 2,6 persen, itu akumulasi setahun," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Senin (17/9), menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 mengalami defisit 1,02 miliar dolar AS. "Defisit bulan ini lebih kecil jika dibandingkan bulan lalu yakni sebesar 2,01 miliar dolar AS. Lebih kecil setengahnya," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto saat menyampaikan Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2018.
Ia menjelaskan defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh defisit sektor migas 1,66 miliar dolar AS. Sementara sektor nonmigas surplus 0,64 miliar dolar AS.
Adapun nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 15,82 miliar dolar AS atau turun 2,90 persen dibandingkan ekspor Juli 2018. Sedangkan dibandingkan Agustus 2017 angkanya meningkat 4,15 persen.
Suharyanto menyampaikan bahwa nilai impor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 16,839 miliar dolar AS atau turun 1,457 miliar dolar AS atau 7,97 persen dibandingkan Juli 2018.