Kamis 13 Sep 2018 18:55 WIB

XL Terbitkan Surat Utang Rp 10 Triliun

Obligasi dan sukuk dipakai untuk memperkuat jaringan di luar Jawa.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini memberi penjelasan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Sukuk Ijarah Tahap I dan PUB I Obligasi Tahap I 2018 di kantor XL Axiata, Jakarta pada Kamis (13/8). Perseroan merargetkan perolehan dana tiap surat utang sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun.
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini memberi penjelasan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II Sukuk Ijarah Tahap I dan PUB I Obligasi Tahap I 2018 di kantor XL Axiata, Jakarta pada Kamis (13/8). Perseroan merargetkan perolehan dana tiap surat utang sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT XL Axiata Tbk (EXCL) melakukan emisi dua surat utang. Dana dari emisi sukuk dan obligasi ini akan digunakan untuk belanja modal termasuk memperkuat jaringan di luar Jawa.

Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi Tahap I 2018 dan PUB II Sukuk Ijarah Tahap I 2018 XL Axiata menargetkan dana masing-masing Rp 5 triliun. Sejauh ini, PUB II Sukuk Ijarah  tersebut merupakan dengan target dana terbesar.

Pada bookbuilding kali ini, XL Axiata akan menawarkan PUB I Obligasi dan PUB II Sukuk Ijarah dengan nilai penerbitan masing-masing sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun. Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin menjelaskan, penggunaan dana PUB ini untuk belanja modal, terutama ekspansi di Jawa dan luar Jawa. Tak hanya itu, dana yang diperoleh juga untuk investasi kapasitas dan perbaikan kualitas jaringan. 

Belanja modal perseroan untuk 2018 ini sebesar Rp 7 triliun. Ekspansi ke luar Jawa yang sudah berlangsung sejak dua hingga tiga tahun lalu tampak mulai berbuah. Namun, rata-rata kontribusinya masih kecil dibandingkan keseluruhan pendapatan.

"Ada daerah yang masih belum terjangkau, sehingga perseroan masih mengejar itu baik tahun ini maupun tahun depan," kata Adlan di kantor XL Axiata, Jakarta pada Kamis (13/9).

Pada 2016, perseroan memiliki 84.484 based transceiver station (BTS). Pada paruh pertama 2018, jumlahnya naik menjadi 111.786 BTS.

Pendapatan perseroan tumbuh satu persen (yoy) di semester I-2018 menjadi Rp 11,067 triliun dari Rp 10,950 triliun. Pemicu peningkatan pendapatan adalah data.

Soal waktu emisi di tengah kondisi pasar yang tengah fluktuatif, Adlan mengatkan, perseoran sudah punya program. PUB obligasi dan sukuk senilai total Rp 10 triliun ini merupakan program dua tahun, 2018 dan 2019. "Kami emisi bergantung peluang di pasar," kata Adlan.

Head of Debt Capital Market Maybank Kim Eng Indra Sakti menjelaskan, baik sukuk maupun obligasi XL Axiata diterbitkan dalam lima seri untuk menjangkau semua segmen investor. Kedua surat utang Seri A bertenor 370 hari ditujukan untuk perbankan, Seri B bertenor 3 tahun dan Seri C bertenor 5 tahun untuk perbankan dan asset management. Sementara Seri D tenor 7 tahun dan Seri E tenor 10 tahun untuk perusahaan asuransi dan lembaga dana pensiun.

Rentang kupon dan imbal hasil kedua surat utang adalah 8,00-8,50 persen untuk tenor 1 tahun, 8,75-9,50 persen untuk tenor 3 tahun, 9,25-10,25 persen untuk tenor 5 tahun, 9,85-10,50 persen untuk tenor 7 tahun, dan 10,00-10,65 persen untuk tenor 10 tahun. 

Soal skema sukuk, Indra mengatakan, penggunaan skema selain ijarah terbuka. Namun investor masih familiar dengan ijarah. "Dengan pertimbangan pasar, kami tawarkan yang sudah  familiar. Kalau pasar sudah berkembang, kami bisa tawarkan skema lain," kata Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement