REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekertaris Perusahaan Pertamina, Syahrial menjelaskan uji pasar tabung elpiji nonsubsidi sudah dilakukan oleh Pertamina di dua kota. Uji pasar ini, rencananya akan berlangsung selama tiga sampai enam bulan.
Syahrial mengatakan, uji pasar ini menjadi acuan Pertamina bagaimana animo masyarakat dengan hadirnya gas elpiji tiga kilogram nonsubsidi ini. Selain itu, apa yang menjadi kendala dan kekurangan saat uji pasar ini bisa menjadi bahan evaluasi Pertamina.
"Tiga sampai enam bulan ini bisa langsung kita lihat bagaimana animo masyarakat. Reaksi bagaimana, kemudian waktu distribusi perlu lihat, supaya ketika masif itu sudah smooth semua," ujar Syahrial di Gedung DPR, Senin (9/7) malam.
Untuk saat ini, 5.000 tabung elpiji nonsubsidi dicoba di Jakarta dan Surabaya. Sebanyak 3.000 tabung berada di Jakarta sedangkan 2.000 tabung ada di Surabaya. Tabung gas elpiji nonsubsidi ini berwarna merah jambu.
"Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak masuk keteria penerima subsidi, tapi ingin fisiknya gasnya lebih kecil," ujar Syahrial.
Meski tujuannya untuk memenuhi permintaan pasar, Syahrial belum bisa memastikan seperti apa dampak hadirnya gas elpiji tiga kilogram nonsubsidi tersebut dalam mengendalikan gas melon agar tepat sasaran. Hanya saja, kata Syahrial, setelah uji coba Pertamina baru akan mengkalkulasikan seperti apa mekanisme dan potensi terjadinya shifting konsumsi.
"Kita sasar masyarakat yang bukan target subsidi, belum pasang target berapa. Setelah ujicoba baru kalkulasi dampak shifting. Kita juga harap shifting dari yang harusnya tidak terima tiga kg subsidi ke tiga kg nonsubsidi," ujar Syahrial.