Rabu 04 Jul 2018 13:28 WIB

Penumpang Bandara Ngurah Rai Melonjak 10 Persen

Sebelas juta orang lebih datang dan pergi melalui Bandara Ngurah Rai.

Rep: Muthia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah penumpang menunggu jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Sejumlah penumpang menunggu jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Manajemen PT Angkasa Pura I mencatat pergerakan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, melonjak hingga 10 persen sepanjang semester I 2018. Otoritas mencatat 11,142 juta penumpang datang dan pergi melalui bandara tersibuk kedua di Indonesia itu hingga Juni 2018.

"Jumlah ini naik 10 persen dibanding 10,156 juta penumpang tahun lalu," kata General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, Rabu (4/7).

Jumlah penumpang semester pertama tahun ini terdiri atas 5,867 juta penumpang internasional dan 5,275 juta penumpang domestik. Manajemen Angkasa Pura I juga mencatat pergerakan pesawat meningkat 12 persen pada periode sama, dari 69.927 pesawat menjadi 78.054 pesawat semester pertama tahun ini.

"Rata-rata pergerakan penumpang setiap bulan mencapai 1,857 juta penumpang, sementara pesawat sebanyak 431 pesawat di semester pertama tahun ini," ujar Yanus.

Kenaikan pergerakan penumpang dan pesawat tahun ini diduga akibat target Kementerian Pariwisata yang ingin mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, termasuk Pulau Dewata. Tahun ini pemerintah membidik 17 juta wisman.

Banyak maskapai merespons hal tersebut dengan membuka rute-rute baru dari dan menuju Bali. Mereka juga menambah frekuensi penerbangan, mengganti jenis pesawat dengan kapasitas lebih besar.

Penambahan pesawat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tahun ini, sebut Yanus, juga bukan hanya demi menyambut Pertemuan Tahunan Bank Dunia-Dana Moneter Internasional (IMF) Oktober mendatang. Ke depannya, ini akan dijadikan acuan bagi maskapai lokal dan internasional untuk mengganti jenis pesawatnya dengan kapasitas lebih besar.

Yanus mengakui, banyak maskapai sekarang berlomba-lomba meningkatkan frekuensi penerbangan ke Bali. Sejalan dengan hal tersebut, manajemen juga terus mengejar penyelesaian pembangunan proyek pengembangan bandara serta menambah kapasitas parkir pesawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement