REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) resmi mengakuisisi Pertagas dan Pertagas Niaga (PTGN) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Nilai saham yang dibeli oleh PGN sebesar Rp 16,6 triliun.
Dengan nilai sebesar Rp 16,6 triliun, maka PGN memegang saham mayoritas dari Pertagas sebesar 51 persen. Direktur Utama PGN, Jobi Triananda menjelaskan proses akuisisi ini merupakan tindak lanjut dari proses holding Migas.
Jobi berharap dengan adanya akuisisi ini maka bisnis gas Indonesia kedepan akan jauh lebih efisien dan bisa lebih menguntungkan. Selain itu kata Jobi, jika sebelumnya bisnis yang dijalankan oleh PGN dan Pertagas banyak tumpang tindih.
Kedepan, sambung Jobi, masing masing perusahaan akan lebih fokus pada bidangnya masing masing. Ia mengatakan, Pertagas kedepan akan fokus pada transmisi dan PGN akan fokus pada distribusi.
"Akan banyak proyek baru yang akan kita jalankan kedepan. Jalur gas yang masih tumpang tindih bisa kita lebur dan kita optimalkan," ujar Jobi di Hotel Grand Hyatt, Selasa (3/7).
Jobi mengatakan salah satu proyek yang akan dikerjakan dalam waktu dekat adalah integrasi pipa pipa gas yang ada. Disatu sisi, nantinya Pertagas dan PGN juga akan membuat penyambungan pipa bersama yang terintegrasi.
Selain itu kata Jobi, dengan bergabungnya dua perusahaan ini bisa menambah portofolio perusahaan. Sehingga, kedepan pengerjaan proyek bisa ditopang dari investasi yang lebih besar.
"Fokus kita ditahap awal ini adalah bagaimana kita menselaraskan bisnis transmisi dan distribusi gas. Hari ini dari seluruh mata rantainya yang ada di bawah pertagas yang ngurus transmisi dan distribusi hanya pertagas dan pertagas niaga. Ini yang kita fokuskan untuk akuisisi," ujar Jobi.