REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta Perum Bulog untuk segera menggelontorkan cadangan beras demi menurunkan harga di pasar. Menurutnya, dengan kondisi puncak panen yang menyebar, satu-satunya opsi adalah dengan memaksimalkan operasi pasar.
"Situasinya beras kita itu panen puncaknya mestinya April atau Mei tapi ternyata puncaknya itu agak menyebar, di Maret ada, April ada, Mei ada. Dalam situasi begitu kita hanya bisa memengaruhi harga beras melalui operasi pasar dari beras yang kita impor. Tidak ada jalan lain," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis (21/6).
Dengan kebijakan itu, kata Darmin, pemerintah pun memutuskan untuk tidak menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Darmin mengaku, kebijakan tersebut telah dilakukan dalam dua bulan terakhir terutama saat Ramadhan.
Baca juga, Sandi Klaim Harga Bahan Pangan di DKI Stabil
"Walaupun mungkin volumenya belum terlalu besar. Tapi itu kita minta supaya diperbesar seutuhnya sejak dua pekan sebelum lebaran," kata Darmin.
Sebelumnya, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Riwantoro mengatakan, berdasarkan pantauan petugas di pasar-pasar tradisional wilayah DKI Jakarta dari hari ke hari, stabilitas harga masih terjaga usai Lebaran.
“Kami simpulkan hingga H+4 Lebaran harga bahan pangan, terutama pada pasar-pasar di Ibu Kota, terpantau stabil,” kata Riwantoro, di Jakarta, Selasa (19/6).
Dia menjelaskan, stabilitas harga ini relatif terjaga karena stok di level petani dan produsen juga aman. Apalagi, usai Lebaran ini pasokan pangan dari produsen sudah mulai lancar memenuhi kebutuhan di Jakarta.
"Petani dan pedagang sudah aktif. Artinya, pasokan pangan pokok sudah mulai bertambah, tentunya harga bergerak normal," ujarnya.