Rabu 20 Jun 2018 09:36 WIB

Fujifilm Menggugat Xerox Satu Miliar Dolar AS

Rencana penggabungan Xerox dan Fujifilm dibatalkan pada 13 Mei 2018

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Logo Xerox
Logo Xerox

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Fujifilm Holdings Corp menggugat Xerox Corp senilai lebih dari 1 miliar dolar AS. Perusahaan tersebut menyerah terhadap tekanan dari investor Carl Icahn dan Darwin Deason yang meminta pembatalan rencana merger antara Xerox dan Fujifilm.

Dilaporkan Bloomberg, Rabu (20/6), dalam gugatan yang diajukan ke Pengadilan Distrik di Manhattan, Fujifilm menuduh Xerox melanggar kontrak. Selain itu, Xerox juga dituduh telah meninggalkan merger senilai 6,1 miliar dolar AS yang diumumkan pada Januari 2018 lalu.

Adapun Icahn dan Deason bersama-sama memiliki 15 persen saham Xerox. Icahn dan Deason menilai rencana merger tersebut terlalu menilai rendah  saham perusahaan yang berbasis di Norwalk, Connecticut tersebut.

"Gugatan ini muncul karena ada tekanan eksternal. Ini tidak konsisten dengan demokrasi pemegang saham karena Carl Icahn dan Darwin Deason, sebagai pemegang saham minoritas bisa mendikte nasib Xerox," ujar Fujifilm dalam sebuah pernyataan.

Rencana penggabungan Xerox dan Fujifilm dibatalkan pada 13 Mei 2018. Pembatalan dilakukan ketika Xerox sedang menyelesaikan sengketa Icahn dan Deason setuju memasang beberapa direktur baru dan menggantikan Jeff Jacobson sebagai kepala eksekutif dengan eksekutif teknologi John Visentin.

Selain itu, Xerox juga memiliki masalah akuntansi yang belum terselesaikan. Dalam sebuah pernyataan, Xerox mengatakan optimistis memiliki hak kontraktual untuk mundur dan akan mencari solusi atas tudingan tersebut.

Sebelumnya, rencana merger tersebut akan melahirkan perusahaan patungan Fujifilm Xerox. Adapun dalam perusahaan patungan tersebut, Fujifilm dan Xerox masing-masing memiliki saham 75 persen dan 25 persen.

Fujifilm akan memiliki 50,1 persen saham biasa Xerox dan pemegang Xerox akan menerima deviden senilai 2,5 miliar dolar AS. Fujifilm berharap merger ini akan menghemat biaya setidaknya 1,7 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement