Jumat 25 May 2018 19:38 WIB

Rencana IPO Mandiri Syariah Dinilai Peluang Bagus

Investor merespons bagus beberapa bank syariah yang listing di BEI.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan Bank Mandiri Syariah, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan Bank Mandiri Syariah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank syariah semakin marak melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO). Setelah IPO BRI Syariah dan BTPN Syariah pada tahun ini, Bank Syariah Mandiri menyatakan rencana untuk IPO pada 2019.

Peneliti Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics, Aziz Setiawan, mengatakan, melihat dari pengalaman beberapa bank syariah yang mencatatkan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia, respons para investor cukup bagus.

Hal itu terlihat dari BRI Syariah dua kali oversubscribe dan BTPN Syariah 1,7 kali oversubscribe dari harga penawaran awal saham. Setelah listing, harga saham kedua emiten tersebut juga naik dari harga penawaran awal.

Saham BRI Syariah semula Rp 510 menjadi Rp 570 ler lembar saham. Sedangkan saham BTPN Syariah semula Rp 970 menjadi Rp 1.500 per lembar saham.

"Jadi secara umum sambutan investor untuk listing dari dua bank syariah ini cukup bagus. Ini bisa menjadi pelajaran bagi bank-bank syariah yang lain bahwa ini menjadi peuang untuk bisa go public menghimpun dana dari publik untuk permodalan," kata Aziz saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/5).

Aziz menyatakan, kinerja BSM yang cukup baik akan menjadi nilai tersendiri bagi para investor. Dia juga memperkirakan satu tahun ke depan kondisi di bursa sangat positif. Hal itu memberikan ruang bagus bagi calon emiten dan pilihan investor semakin banyak.

Selain itu, manfaat IPO bagi bank sangat banyak. Antara lain, mempermuat modal cukup besar untuk menarik dana dari publik. Jika menunggu suntikan modal dari pemegang saham akan banyak pertimbangan. "Kalau go public akan mendapat sumber dana segar yang mempercepat permodalan bank syariah untuk meningkatkan kapasitas dan bisnis. Kemudian mengembangkan daya saing lebih kuat," jelasnya.

Di samping itu, lanjutnya, IPO penting terutama untuk internal bank. Dengan go public tentu tata kelola bank dituntut lebih baik, transparan, akuntabel, dan tuntutan kinerja lebih bagus. Misalnya bank syariah yang go public harus mememuhi standar aturan di BEI. Sehingga lebih tertata karena sudah menjadi perusahaan terbuka.

"Akan sangat baik untuk mendorong perbaikan tata kelola dan manajemen internal itu akan menjamin sustainability perusahaan dalam jangka panjang. Akan meningkatkan daya saing bank syariah yang semakin terbuka," jelasnya.

Aziz juga memperkirakan tren pasar saham secara umum akan lebih baik dari tahun ini. Salah satu indikatornya terlihat pada pekan lalu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan kerangka asumsi ekonomi makro dan kebijakan fiskal 2019. Dimana asumsi makro lebih tinggi dari 2018. Secara umum, meski tidak naik tinggi tapi kondisi pasar saham dalam tren lebih baik.

"Secara umum investor masih cukup punya kelebihan likuiditas untuk bisa membeli saham-saham yang akan diterbitkan bank-bank syariah ke depan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement