Jumat 20 Jun 2025 21:33 WIB

Atur Keuangan Ala Nicholas Saputra: Belanja Hanya 25 Persen, Sisanya untuk Investasi

Sejak SMA, Nicholas belajar disiplin atur pendapatan dan menyiapkan dana darurat.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Aktor Nicholas Saputra.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Aktor Nicholas Saputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor Nicholas Saputra membagikan strategi perencanaan keuangannya atau financial planning. Bintang film Ada Apa Dengan Cinta itu mengaku hanya menggunakan 20 hingga 25 persen dari penghasilannya untuk kebutuhan konsumsi. Sisanya dialokasikan untuk dana darurat, investasi, dan pendapatan pasif.

“Prinsipnya begini, saya spending hanya 20 sampai 25 persen dari income. Sisanya masuk ke alokasi-alokasi untuk misalnya dana darurat, investasi, passive income, dan lain-lain. Dua puluh persen mungkin bahkan kurang,” ujar Nicholas dalam diskusi Architecture of Wealth, bagian dari rangkaian Sharia Investment Week 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Baca Juga

Kebiasaan ini sudah diterapkan sejak ia duduk di bangku kelas 2 SMA, saat mulai terjun ke industri hiburan. Ayahnya yang kini telah wafat memperkenalkan konsep pengelolaan keuangan sejak dini.

“Almarhum ayah saya sudah mengingatkan pentingnya mengelola keuangan sejak SMA. Ayah saya waktu itu menyadari saya sudah masuk dunia kerja. Waktu SMA kelas 2 saya diberi pengetahuan pengelolaan keuangan. Dari SMA saya sudah sedikit mengetahui cara mengelola (uang), untuk carinya disuruh sendiri,” kata dia.

Nicholas juga mengingatkan pentingnya tidak terburu-buru menaikkan gaya hidup seiring peningkatan penghasilan.

“Jangan pernah terburu-buru menaikkan kualitas hidup sendiri, karena kadang di situ itu jebakannya. Karena paling sulit itu nurunin kenyamanan gaya hidup. Mental bisa kena, itu terutama,” ucapnya.

Ia menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak dan konservatif agar kestabilan finansial tetap terjaga.

“Pastikan naik perlahan tapi pasti. Perlu diperhatikan pengelolaan keuangan yang bijak dan konservatif,” tutur Nicholas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement