REPUBLIKA.CO.ID, SUZHOU -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memperkenalkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi sebagai inovasi pembiayaan berkelanjutan dalam ajang United Nations Environment Programme-Finance Initiative (UNEP FI) Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific di Suzhou, China, Kamis (19/6/2025). BTN menekankan bahwa KPR Subsidi tidak hanya memberikan dampak sosial, tetapi juga mendorong kinerja keuangan yang berkelanjutan.
Direktur Manajemen Risiko BTN, Setiyo Wibowo, memaparkan bahwa BTN merupakan bank yang unik karena mampu menyelaraskan nilai sosial dan keuntungan. Ia menjelaskan, 70 persen portofolio kredit konsumer BTN adalah KPR, dan 90 persen di antaranya ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“KPR Subsidi BTN di Indonesia tidak hanya menjadi solusi atas tantangan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bagi BTN, KPR Subsidi juga menjadi salah satu motor penggerak bisnis. Ini membuktikan bahwa nilai sosial dan profitabilitas dapat berjalan beriringan,” tegas Setiyo dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (20/6/2025).
BTN menyoroti KPR Subsidi telah mendorong inklusi keuangan dengan dampak sosial nyata. Data BTN menunjukkan, 61 persen dari total KPR disalurkan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran dan luar kota, 68 persen debitur merupakan kelompok usia produktif 30–60 tahun, dan 31 persen merupakan perempuan. Hal ini mencerminkan upaya BTN dalam menciptakan akses pembiayaan yang inklusif dan berkeadilan.
“Pengelolaan portofolio secara cermat merupakan kunci untuk menjawab tantangan ganda antara profit dan dampak,” ujar Setiyo.
BTN, kata dia, terus memperkuat praktik manajemen risiko yang adaptif terhadap ancaman iklim seperti banjir dan kebakaran. “Kami terus mengoptimalkan portofolio agar tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memperkuat kontribusi sosial dan meminimalkan risiko iklim. Profit dan impact harus berjalan beriringan,” tambahnya.
BTN tercatat sebagai bank BUMN pertama di Indonesia yang menandatangani UNEP FI Principles for Responsible Banking (PRB) dan secara terbuka melaporkan progres tanggung jawab perbankan. Sejak 2023, BTN mulai membangun kerangka kerja ESG (Environmental, Social, and Governance) yang komprehensif sebagai bagian dari transformasi menuju keuangan berkelanjutan.
Sebagai bentuk konkret, BTN kini mengembangkan program Rumah Rendah Emisi untuk menekan jejak karbon dari sisi infrastruktur. “Melalui Rumah Rendah Emisi, BTN berupaya memberikan jawaban untuk mengurangi krisis iklim, memenuhi mandat sosial, sambil tetap menghasilkan laba positif,” kata Setiyo.
Langkah strategis ini menempatkan BTN sebagai pelopor dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam layanan pembiayaan rumah, sekaligus mempertegas posisinya dalam mendukung ekonomi hijau secara nasional maupun global.
Dian Fath Risalah