Rabu 16 May 2018 18:32 WIB

Kemenperin Pacu Investasi untuk Kurangi Impor Bahan Baku

Investasi yang akan dipacu terutama di sektor industri strategis

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melakukan bongkar muat kedelai impor untuk bahan baku pembuatan tahu.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja melakukan bongkar muat kedelai impor untuk bahan baku pembuatan tahu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Impor Indonesia hingga kini masih didominasi oleh bahan baku yang kontribusinya lebih dari 70 persen dari total impor. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Harris Munandar mengatakan pihaknya mendorong tumbuhnya investasi di sektor industri yang memproduksi bahan baku dan bahan penolong.

"Kita dorong investasinya, baik di industri hulu maupun antara," ujar Harris, saat dihubungi Republika, Rabu (16/5).

Ia mengatakan, investasi didorong untuk masuk ke sektor-sektor industri strategis yang produknya bisa mengurangi ketergantungan impor bahan baku, seperti industri kimia. Produk-produk dari industri kimia dapat digunakan secara luas untuk sektor lainnya, antara lain industri elektronika, farmasi dan otomotif.

Selain itu, lanjut Harris, pemerintah juga mendorong agar investasi masuk ke sektor industri yang produknya bisa mensubstitusi bahan baku impor. "Kita sedang kembangkan rayon yang bisa mensubstitusi bahan baku impor untuk industri tekstil," kata Harris.

Namun begitu, kata dia, ada sejumlah bahan baku yang memang harus tetap diimpor, salah satunya terigu yang merupakan bahan utama pembuat mie instan. Industri di dalam negeri tidak memproduksi terigu karena Indonesia bukan negara penghasil gandum.

"Kalau bahan baku yang tidak bisa disubstitusi, ya kita tetap harus mengimpor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement