Selasa 24 Apr 2018 15:13 WIB

Ekspor Ayam, Indonesia Perlu Bidik Pasar Negara Muslim

Pemerintah menargetkan kenaikan ekspor unggas.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Ayam potong. Ilustrasi
Foto: Antara
Ayam potong. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Pertanian mendorong pengusaha untuk melakukan ekspor dan terus membuka pasar global baru lainnya. Salah satu pasar yang perlu dijadikan target selanjutnya adalah negara mayoritas Muslim.

"Jika kita cermati permintaan global masih cukup besar, salah satunya adalah pasar di Timur Tengah dan negara-negara mayoritas Muslim untuk produk bersertifikasi halal," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Selasa (24/4).

Hal ini perlu dilakukan sejalan dengan keinginan pemerintah menaikkan angka ekspor. Apalagi adanya beberapa penyakit di Eropa yang selama ini menjadi pemasok unggas ke Timur Tengah perlu segera dimanfaatkan pengusaha Indonesia.

 

Baca juga, Mentan Minta Ekspor Ayam Indonesia Mendunia.

 

Ketut menambahkan, saat ini sektor peternakan Indonesia telah mampu menembus Myanmar, Timur Leste, Papua Nugini bahkan Jepang. Hari ini ayam lokal Indonesia diekspor ke Myanmar berupa Day Old Chick (DOC) final stock yang tidak bisa dikembangkan di sana.

 

Artinya, ayam ULU tersebut tidak bisa diternak untuk menghasilkan keturunan melainkan diternak sebagai ayam pedaging.

"Nah saya berharap dari bulan ke bulan meningkat dan jangan sampai membawa penyakit AI ke sana. Ini soal trust negara lain, sekali kita ternoda oleh penyakit habis kepercayaan itu dan kita tidak bisa ekspor lagi," ujar dia. Ia menegaskan, Indonesia saat ini telah terbebas dari flu burung atau AI dengan menerapkan sistem kompartemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement