Selasa 03 Apr 2018 14:34 WIB

HET Beras Belum Capai Target

secara keseluruhan sudah ada tren penurunan harga di komoditas pangan strategis ini.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan penjelasan terkait importir nakal bawang putih, Selasa (13/3).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan penjelasan terkait importir nakal bawang putih, Selasa (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah belum berhasil mencapai target untuk menekan harga beras sehingga dapat sesuai dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) mulai April ini. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui, masih ada sejumlah daerah yang harga berasnya masih tinggi. Menurut dia, hal ini terjadi karena ongkos produksi beras sebelumnya masih tinggi. Sehingga tidak mungkin dijual dengan harga yang lebih rendah.

Kendati begitu, ia menyebut secara keseluruhan sudah ada tren penurunan harga di komoditas pangan strategis tersebut.

"HET tidak bisa dicapai langsung dari Rp 12.500 ke Rp 9.450. Tidak mungkin, karena perolehan dia sebelumnya cukup tinggi," ujar Mendag, saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (3/4).

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menargetkan harga beras di seluruh Indonesia sudah dapat memenuhi ketentuan HET mulai 1 April. Untuk mencapai target itu, Mendag mengatakan, pemerintah bersama Bulog siap untuk memasok beras ke pasar-pasar tradisional yang masih kekurangan pasokan.

"Mulai 1 April, semua harus sudah tersedia beras medium sesuai HET di wilayah masing-masing," ujarnya, dalam konferensi pers di Auditorium Kementerian Perdagangan, usai rapat koordinasi stabilisasi harga jelang Ramadhan dan Idul Fitri, (Rabu/3).

Mendag menjamin, beras yang akan dipasok oleh Bulog adalah beras yang memenuhi standar kualitas medium. Sehingga, tidak ada alasan bagi pedagang untuk tidak menjual beras tersebut. Ia juga tak khawatir Bulog akan kekurangan stok. Sebab, meski saat ini kondisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam kondisi minus, perusahaan pelat merah tersebut masih memiliki beras eks impor serta beras hasil serapan panen terbaru. "Semua beras yang dimiliki Bulog bisa kita pakai," kata Enggartiasto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement