REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi jenis pertalite tak memengaruhi konsumsi masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). "Tidak berpengaruh, karena sampai saat ini konsumsi tidak berubah," kata Branch Manager (BM) Marketing Pertamina Suluttenggo Daniel, di Manado, Selasa (27/3).
Dia mengatakan kenaikan harga pertalite sebesar Rp 200 per liter, diharapkan konsumsi tidak berubah. Ia menjelaskan tidak ada antrean kendaraan yang signifikan pada SPBU, termasuk pengisian pertalite maupun BBM jenis premium bersubsidi.
Karena itu, dia mengatakan, kenaikan pertalite belum berpengaruh pada penjualan. Mengingat masih banyak warga yang membeli BBM jenis pertalite.
Daniel menjelaskan pertalite memiliki kadar oktan lebih tinggi dari premium. Sehingga untuk setiap konsumen yang menggunakan produk ini untuk kendaraan yang digunakan akan menghasilkan pembakaran yang lebih optimal daripada menggunakan premium.
Menurutnya, pertalite ini lebih bersih, sehingga juga dipastikan tidak membuat mesin kendaraan mudah rusak dan berbunyi. Pertalite juga ditambahkan beberapa bahan aditif dan pewarna sehingga kualitasnya lebih baik dibandingkan premium.
"Produk ini memiliki kandungan ron yang lebih baik dan ramah lingkungan dibandingkan premium. Pertalite ini lebih bersih, lebih ringan, lebih baik daripada premium, tapi harganya lebih murah dari pertamax," ujarnya.