Rabu 14 Mar 2018 08:07 WIB

Raksasa Pangan Cina Nilai Perang Dagang Buruk Buat Dunia

Aksi saling serang dalam perdagangan tidak bermanfaat sama sekali.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Museum pertanian masa kolonial di Amerika Serikat
Foto: VOA
Museum pertanian masa kolonial di Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perusahaan pangan terbesar Cina mulai memberi alarm bahwa peningkatan ketegangan dengan AS berpotensi merusak ekonomi global. Kondisi ini jadi bumerang untuk kedua negara jika komoditas pertanian jadi senjata dalam perang tersebut.

Presiden Cofco Corp Cina, Patrick Yu mengatakan aksi saling serang dalam perdagangan tidak bermanfaat sama sekali bagi keseluruhan ekonomi. "Yang ada hanya konflik dan kesalahpahaman," kata Yu seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/3).

Menurutnya, tak ada pemerintah yang mau memblokade perdagangan komoditas pertanian. Karena sektor ini tidak cuma menguntungkan Cina, tapi juga lebih menguntungkan bagi AS.

Dengan hambatan tarif yang Presiden AS Donald Trump kenakan terhadap baja dan alumunium yang memicu potensi perang dagang, pertanian kemudian dibawa-bawa sebagai titik tekan kunci. Seiring meningkatnya jumlah kelas menengah yang menginginkan produk impor, Cina menjadi pembeli utama komoditas pertanian AS. Sementara AS menyatakan tengah mempertimbangkan langkah menghadapi Asia yang Trump sebut sebagai biang keladi lesunya manufaktur di AS. Beijing sendiri sudah mendapat peringatan soal impor sorgum dari AS.

Bulan lalu, sebuah sumber yang dikutip Bloomberg menyatakan AS akan menggunakan kedelai yang nilai transaksinya mencapai 14 miliar dolar AS setahun untuk menekan Cina. Kedelai sendiri merupakan pakan ternak babi.

Yu menilai Presiden AS tidak akan macam-macam dengan perdagangan komoditas pertanian. Namun ia khawatir AS akan mengutak-atik perusahaan Cina yang ada di AS seperti Cofco. "Saya khawatir dengan kebijakan Trump yang menyulitkan perusahaan-perusahaan Cina sehingga tak bisa lagi memfasilitasi investasi Cina di sektor pertanian AS," kata Yu.

Cofco yang berbasis di Beijing merupakan pembeli terbesar komoditas pangan AS seperti kedelai. Cofco berusaha menguatkan jaringan globalnya dengan mengakuisisi perusahaan perdagangan biji-bijian asal Belanda Nidera BV dan Noble Agri. "Pasokan kedelai AS merupakan yang terpenting bagi semua importir Cina karena pasar AS sangat terbuka dan sistemnya sangat efisien," kata Yu.

Yu menyebut, upaya mediasi tengah diupayakan. Saat ini nilai peradagangan komoditas pertanian Cina-AS terbilang stabil sebesar 32 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement