REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) dan China dijadwalkan menggelar putaran baru perundingan dagang tingkat tinggi di Malaysia pada akhir pekan ini. Pertemuan tersebut dipandang sebagai langkah penting menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan pada Rabu (22/10/2025) bahwa pembicaraan dengan delegasi China yang dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng akan berlangsung pada Sabtu dan Ahad di Kuala Lumpur. “Saya akan berangkat malam ini. (Perwakilan Dagang AS) Jamieson Greer sudah dalam perjalanan ke Kuala Lumpur,” kata Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network.
Menurut Bessent, Washington berharap dapat mempersempit sejumlah perbedaan agar pertemuan langsung antara Trump dan Xi dapat berlangsung dengan suasana yang lebih positif. “Akan sangat disayangkan jika pertemuan tatap muka pertama mereka terbuang sia-sia selama masa jabatan kedua Presiden Trump,” ujarnya. Ia menambahkan, kedua pihak tengah berupaya mengatasi hambatan dan membuka jalan menuju dialog yang lebih konstruktif antara AS dan China.
Trump sendiri menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dapat dicapai. “Saya rasa kami akan membuat kesepakatan dalam segala hal,” katanya di Gedung Putih. Ia menyebut pembahasan akan mencakup dimulainya kembali impor kedelai China AS, hingga potensi kesepakatan terkait perlucutan senjata nuklir.
Trump juga menyinggung kemungkinan kerja sama terkait perdagangan mineral tanah jarang serta upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina. “Saya pikir Xi dapat memiliki pengaruh besar terhadap (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” kata Trump.
Setelah pertemuan di Malaysia, Trump dan Xi dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ekonomi Asia-Pasifik di Jepang dan Korea Selatan pekan depan. Bessent menegaskan bahwa Trump dijadwalkan mengadakan pertemuan singkat dengan Xi di sela-sela KTT tersebut.
Putaran kelima perundingan dagang ini digelar di tengah meningkatnya ketegangan ekonomi kedua negara. Awal bulan ini, China memberlakukan kontrol ekspor baru terhadap unsur tanah jarang, sementara Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 100 persen untuk barang asal Tiongkok.
Trump dijadwalkan berangkat ke Asia pada akhir pekan ini, menandai kunjungan pertamanya ke kawasan tersebut sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga akan mengunjungi Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan mulai Minggu (26/10) hingga 30 Oktober, setelah melakukan kunjungan empat hari ke Israel.