REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Revitalisasi Pelabuhan Tanjung Intan di Kabupaten Cilacap akan mendukung arus logistik di bagian selatan. Ini mengingat wilayah tersebut merupakan gerbang logistik penting untuk pengangkutan laut di pantai selatan Jawa.
CEO PT Pelindo III, Ari Askhara, mengatakan, revitalisasi dilakukan dengan memperpanjang dermaga multipurpose, yang sebelumnya hanya cukup untuk disandari dua kapal besar. Kini sudah dapat disandari tiga kapal besar yang berukuran panjang lebih dari 180 meter dalam waktu bersamaan.
Ari mengatakan, perpanjangan dermaga multipurpose sangat mendukung untuk memenuhi kebutuhan pasar karena tercatat arus kunjungan kapal (ke Pelabuhan Tanjung Intan) tahun 2017 melonjak 29 persen dan arus barang juga meningkat 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Revitalisasi ini membuat aktivitas penyandaran kapal dan bongkar muat barang akan semakin cepat dan efisien. Perpanjangan akan dipergunakan untuk bongkar muat kapal-kapal bermuatan komoditas curah kering, seperti batu bara, raw sugar, kedelai, gypsum, klinker, dan alat-alat proyek," kata Ari dalam keterangan persnya di Surabaya, Ahad (25/2).
Sebagai perbandingan, kata Ari, sebelumnya tambatan empat dermaga berukuran panjang 71,5 meter dan lebar 17,5 meter, dengan daya dukung tiga ton per meter persegi, dan dengan proyek revitalisasi yang sudah selesai menambah ukuran dermaga menjadi sepanjang 91,8 meter dan lebar 33,8 meter.
"Serta tidak tanggung-tanggung dengan memilih penggunaan konstruksi pondasi tiang pancang baja berdaya dukung 3,5 ton per meter persegi, dermaga dapat dilengkapi jalur rel crane untuk alat bongkar muat HPC (harbour portal crane) yang rencananya akan dipasang pada tahun 2019," kata Ari.
Ari mengatakan, penambahan alat bongkar muat akan semakin meningkatkan kerja bongkar muat, dan tentunya akan meningkatkan efisiensi biaya bagi para pengguna jasa.
Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengapresiasi langkah Pelindo III, sebab Cilacap memiliki posisi strategis untuk menjadi pusat logistik bagi kawasan Jawa bagian selatan, karena selain pelabuhan, juga terkoneksi dengan jalur darat jaringan jalan dan rel kereta, serta juga Bandar Udara Tunggul Wulung.