Selasa 20 Feb 2018 19:13 WIB

Pembiayaan BFI Finance Naik 33,5 Persen pada 2017

Kinerja ini di atas rata-rata industri nasional.

Rep: binti sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sales menawarkan salah satu pembiayaan atau kredit kepemilikan kendaraan bermotor.
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Sales menawarkan salah satu pembiayaan atau kredit kepemilikan kendaraan bermotor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BFI Finance Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan pembiayaan pada 2017 mencapai 33,5 persen (yoy). Total pembiayaan sampai dengan akhir Desember 2017 mencapai Rp 14,3 triliun. 

 

Direktur IT dan Keuangan BFI Finance, Sudjono mengatakan pertumbuhan pembiayaan selama 2017 tersebut di atas rata-rata industri yang tumbuh di kisaran 17-18 persen. "Porsi terbesar kami adalah mobil bekas," ujar Sudjono kepada wartawan seusai acara Konferensi Pers BFI RUN 2018 di Jakarta, Selasa (20/2). 

 

Sudjono menjelaskan, komposisi pembiayaan BFI Finance sekitar 80 persen berupa kendaraan roda empat baru dan bekas. Kemudian sekitar 7 persen sepeda motor, sekitar 12 persen alat berat dan mesin, sisanya properti. 

 

"Dan pertumbuhan itu rata-rata merata. Yang paling rendah di mobil baru. Kami tidak fokus kesana. Mobil bekas dan motor bekas pertumbuhannya cukup besar," kata dia.

 

Menurutnya, pembiayaan BFI Finance menyasar segmen menengah ke bawah. Saat ini, porsi untuk mobil komersial sekitar 30 persen, dan mobil penumpang 70 persen. Sebelum adanya krisis harga komoditas pada 2014, porsi mobip komersial lebih besar dibandingkan mobil penumpang (passanger). 

 

Namun, peningkatan harga komoditas seperti batubara yang mulai terjadi pada semester II 2017 dinilai berdampak positif bagi bisnis BFI Finance. "Daerah seperti Kalimantan yang sempat turun asetnya, sekarang sudah mulai tumbuh lagi. Tahun lalu Kalimantan tumbuh di atas 30 persen. Faktor komoditas cukup berkontribusi untuk petumbuhan tersebut," ujar dia. 

 

Sementara dari sisi kualitas pembiayaan yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance/NPF) sampai akhir Desember 2017 sebesar 0,95 persen. Angka tersebut di bawah NPF industri perusahaan pembiayaan yang tercatat di bawah 3 persen. "Kami target tahun ini NPF di bawah 1,5 persen. Kami belum target terlalu agresif, masih moderat," ucapnya. 

 

Sudjono menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada 2018 sekitar 20 persen atau nominalnya mencapai Rp 17 triliun. Sementara dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menargetkan pembiayaan tumbuh di kisaran 10-12 persen. BFI Finance optimistis bisa tumbuh 20 persen dikarenakan memiliki infrastruktur, jaringan, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), dan posisi di bisnis yang cukup bagus. 

 

"Jadi secara petumbuhan kami set 20 persen kami rasa cukup realistis mencerminkan kondisi kami. Selama lima tahun terakhir pertumbuhan kami selalu di atas industri," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement