Senin 12 Feb 2018 12:31 WIB

Rajawali Nusindo Rekolasi Gudang ke Cikarang

Gudang di Cikarang akan menjadi hub atau penghubung wilayah Jawa Barat dan DKI Jakart

Pengadaan Alat Kesehatan (ilustrasi)
Foto: ©turnerconstruction.com
Pengadaan Alat Kesehatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Rajawali Nusindo, akan merelokasi gudang pusat perusahaan ke Cikarang, Jawa Barat, pada 2019. Direktur Utama Rajawali Nusindo, Sutiyono menjelaskan perusahaan telah membeli lahan seluas 8.000 meter persegi di kawasan Cikarang dan akan mulai melakukan pembangunan pada Maret mendatang.

"Tanah itu nanti akan digunakan. Jadi gudang kantor pusat akan dipindah kesana sehingga gudang dapat kami kelola dengan baik," katanya, Senin (12/2).

Sutiyono menuturkan dengan dipindahkannya gudang ke Cikarang, maka gudang tersebut nantinya akan menjadi hub atau penghubung wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Pembangunan gudang diperkirakan memakan waktu sekitar 10 bulan. Ada pun saat ini, proses pembangunan gudang baru memasuki tahapan desain untuk gudang dan kantornya.

"Mudah-mudahan tahun depan sudah beres dan bisa jadi hub," ujarnya.

Sutiyono menuturkan, pembangunan kantor cabang dan gudang baru terus dilakukan perusahaan untuk mendukung kapasitas dan kinerja. Sebab, sebagai perusahaan yang fokus layanan distribusi dan perdagangan alat kesehatan dan produk konsumer, maka pihaknya harus memenuhi standar yang ditetapkan agar bisa tetap melanjutkan bisnis tersebut.

Perusahaan pelat merah itu telah memiliki 42 kantor cabang di seluruh Indonesia, namun mayoritas masih berstatus kontrak. Pertumbuhan omzet yang terus meningkat mengakibatkan perusahaan memutuskan untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penyimpanan.

Belum lagi sebagai distributor alat kesehatan, perusahaan terikat ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

"Jadi kalau misal barangnya banyak, menumpuk, dan tidak diperhatikan, pasti nanti di-'blacklist' BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tidak boleh distribusi lagi. Sementara kalau masih mengontrak, bangunan kantor dan gudang tidak jadi milik kami. Maka lebih baik berinvestasi, membeli tanah dan membangun," katanya.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement