Kamis 03 Jul 2025 15:13 WIB

Trump Tetapkan Tarif 20 Persen untuk Ekspor Vietnam, Impor AS Dibebaskan

Perjanjian dagang baru AS-Vietnam muncul jelang tenggat kenaikan tarif.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah agar kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib dan pelabelan dalam bahasa Indonesia diberlakukan kembali di perbatasan (border) guna mengamankan pasar domestik dari limpahan impor barang tekstil yang tidak sesuai standar dan lebih murah (dumping) dari negara lain yang terdampak tarif timbal balik atau resiprokal Amerika Serikat karena berpotensi menggerus pasar domestik.
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah agar kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib dan pelabelan dalam bahasa Indonesia diberlakukan kembali di perbatasan (border) guna mengamankan pasar domestik dari limpahan impor barang tekstil yang tidak sesuai standar dan lebih murah (dumping) dari negara lain yang terdampak tarif timbal balik atau resiprokal Amerika Serikat karena berpotensi menggerus pasar domestik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) akan mengenakan tarif 20 persen pada ekspor Vietnam, setelah langkah negosiasi yang dilakukan. Hal itu disampaikan Presiden AS Donald Trump melalui Truth Social, Rabu (2/7/2025) waktu setempat. 

“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan bahwa saya baru saja membuat perjanjian perdagangan dengan Republik Sosialis Vietnam,” tulis Trump di Truth Social, usai berbicara dengan pemimpin tertinggi Vetnam, To Lam, dikutip dari Reuters.

Baca Juga

Trump menyampaikan, AS bakal mengenakan tarif 20 persen untuk barang-barang Vietnam, dan pengiriman ulang barang-barang dari negara ketiga melalui Vietnam akan dikenakan pungutan 40 persen. Vietnam dapat mengimpor produk AS dengan tarif nol persen. 

Pengumuman Trump datang beberapa hari sebelum 9 Juli 2025, batas waktu ia menaikkan tarif pada sebagian besar impor. Itu menunjukkan kebijakan ekonomi khas Vietnam yang cukup berhasil, dari mulanya dikenai tarif 46 persen.

Namun demikian, perinciannya masih belum jelas mengenai produk apa saja yang akan dikenakan tarif sebesar 20 persen. Yang juga menjadi pembahasan selanjutnya yakni mengenai ketentuan pengiriman ulang barang, yang ditujukan untuk produk yang sebagian besar dibuat di China dan kemudian diberi label ‘buatan Vietnam’ akan diterapkan dan ditegakkan. 

Sementara itu, Pemerintah Vietnam tidak mengonfirmasi tingkat tarif yang lebih spesifik. Namun, Vietnam menyatakan akan berkomitmen untuk memberikan akses pasar istimewa untuk barang-barang AS, termasuk mobil bermesin besar, kata Pemerintah di Hanoi. 

Kesepakatan antara kedua negara akan menjadi dorongan politik bagi Trump, yang timnya telah berjuang untuk segera menutup kesepakatan dengan mitra dagang terbesar Washington sebelum batas waktu.

AS adalah pasar ekspor terbesar Vietnam. Hubungan ekonomi, diplomatik, dan militer kedua negara yang terus berkembang menjadi lindung nilai terhadap saingan strategis terbesar Washington, China. Vietnam telah berupaya mempertahankan hubungan dekat dengan kedua negara adidaya tersebut.

To Lam juga meminta Trump agar AS mengakui Vietnam sebagai ekonomi pasar dan menghapus pembatasan ekspor produk teknologi tinggi ke negara tersebut. Perubahan tersebut telah lama diupayakan oleh Hanoi.

Ikatan Perdagangan yang Tumbuh 

Sejak Trump mengenakan tarif pada barang-barang China senilai ratusan miliar dolar pada medio 2017—2021, perdagangan AS dengan Vietnam telah ‘meledak’. Meskipun hampir semuanya dalam bentuk barang-barang ke AS dari Vietnam karena para importir mencari jalan keluar dari pungutan China.

Sejak 2018, ekspor Vietnam naik hampir tiga kali lipat dari kurang dari 50 miliar dolar AS menjadi sekitar 137 miliar dolar AS pada 2024, menurut data Biro Sensus. Ekspor AS ke Vietnam hanya naik sekitar 30 persen dalam kurun waktu tersebut, menjadi lebih dari 13 miliar dolar AS pada tahun lalu dari sekitar 10 miliar dolar AS pada 2018.

“'Transshipping' adalah istilah yang samar dan sering dipolitisasi dalam penegakan perdagangan. Bagaimana hal itu didefinisikan dan bagaimana penerapannya dalam praktik akan membentuk masa depan hubungan perdagangan AS-Vietnam,” kata Dan Martin, penasihat bisnis di Dezan Shira & Associates, di LinkedIn.

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement